Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bara Duka di Atas Kapal Tanker Waruna

Kompas.com - 14/05/2020, 04:05 WIB
Rachmawati

Editor

Saat kejadian, Dahrul belum turun ke kapal sedangkan dua saudara lainnya sedang bekerja memperbaiki kapal.

"Sudah positif itu keluarga kita setelah kita lihat dari data, pakaian, ciri gigi yang ada sela-selanya, dan celana kolor celana pendeknya, mereka suka pakai seperti itu," kata Ahmad.

Baca juga: Kebakaran Kapal Tanker Waruna, Asap Hitam Mengepul dan Terdengar 5 Kali Ledakan

Ahmad mengaku sembilan tahun yang lalu dia bekerja di tempat yang sama dengan Nur Kasim. Kemudian diikuti adiknya, Bakhtiar yang baru mulai bekerja sejak 2 atau 3 tahun lalu.

"Mereka itu subkontraktor. Keahliannya sebagai teknisi bagian perbaikan. Ngelas. Memang semua pekerjaannya ngelas di situ," kata dia.

Ahmad bercerita bekerja di docking sangat berbahaya. Hal itu yang membuat ia memilih mengundurkan diri.

Baca juga: Kapal Tanker Waruna Terbakar di Pelabuhan Belawan, 50 ABK Selamat

Menurutnya banyak pekerjaan yang dilakukan di atas kapal mulai dari mengganti pipa, mengganti pelat, atau mengelas tangki, dan pekerjaan perbaikan bagian kapal.

"Aku mundur, mau dibayar berapa pun aku gak mau kerja gitu lagi," katanya.

Kapolda Sumatera Utara Irjen Martuani Sormin menyebut kebakaran kapal tangker MT Jag Leela di Belawan, Medan, Sumatera Utara, diduga sebagai kecelakaan kerja.

Ia mengatakan ada 12 orang yang diperiksa sebagai saksi oleh polisi.

Baca juga: Kebakaran Kapal di Belawan Diduga Kecelakaan Kerja, 12 Saksi Diperiksa

Saat ini Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumut telah merampungkan proses identifikasi jenazah korban kapal terbakar.

Jenazah yang sudah teridentifikasi langsung diserahkan kepada pihak keluarga.

Martuani memastikan pihaknya akan terus melakukan penyelidikan atas kebakaran itu.

"Untuk sementara, Polda Sumut menetapkan ini adalah kecelakaan kerja. Namun untuk meneliti asal usul api, tim labfor akan membuktikannya," kata Martuani.

Pada Rabu kemarin, polisi belum bisa melakukan penyelidikan ke dalam kapal. Sebab, suhu di dalam kapal masih sangat tinggi.

Baca juga: Cerita Saksi Mata Kapal Tanker Terbakar di Belawan: Ada Suara Desis Gas, lalu Meledak

Menurut Martuani, dalam pemeriksaan saksi, polisi juga akan memeriksa dari sisi aspek keselamatan kerja.

"Nanti itu yang akan dibuktikan Puslabfor, dari mana asal api dan keselamatan kerja," kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor: Aprillia Ika, Abba Gabrillin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com