Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mereka Sebut Kami 'Laowei', Artinya Orang Rendahan..."

Kompas.com - 14/05/2020, 04:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

 

Perlakuan tak adil

Yuli mengakui, nasib ABK Indonesia saat itu sering diperlakukan tidak adil, termasuk masalah bonus.

Berdasarkan perintah kapten, menurut Yulu, tiap satu ton cumi-cumi yang ditangkap ada bonus 80 USD.

Kenyataanya, sampai kontrak habis Yuli tidak pernah mendapatkan bagian apa pun.

Padahal ketika dikalkulasi harusnya dia mendapat bonus untuk 20 ton hasil tangkapan kailnya.

"Tiap 100 ton bongkar muatan. Di tengah laut ada kapal collecting yang mengambil hasil tangkapan dan menyetor perbekalan selama di kapal," ucapnya.

Selain itu, salah satu ABK Indonesia yang juga teman Yuli, tak mendapat gaji sama sekali selama 12 bulan.

Baca juga: Serahkan Bantuan, Gibran Dapat Pesan Rahasia dari Ganjar, Apa Isinya?

Setelah dua tahun bekerja di kapal, Yuli saat ini menekuni usaha rental mobil. Namun, usaha itu menurut Yuli, bukan dari hasil jerih payahnya sebagai ABK di kapal China.

Dirinya mengaku, gaji saat menjadi ABK sudah tak bersisa.

"Modal awalnya mobil satu, itupun masih menganggur. Jadi fasilitas yang saat ini saya nikmati justru hasil kerja setelah melaut. Hasil jadi ABK tak ada bekasnya," ujarnya lagi lagi tanpa senyum.

Terkait kasus sejumlah ABK Indonesia yang akhir-akhir ini menjadi sorotan, dirinya berharap pemerintah untuk lebih menindak calo-calot tenaga kerja untuk kapal asing. 

Jika calon dapat ditindak dan diawasi, penyaluran tenaga kerja akan sesuai prosedur resmi. Para calon ABK pun mendapat pelatihan dan pengetahuan yang cukup sebelum bekerja di kapal milik negara lain. 

Yuli pun berharap pemerintah melindungi para ABK Indonesia yang bekerja di kapal asing. 

(Penulis: Kontributor Demak, Ari Widodo | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com