Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Perkelahian Anak, yang Rekam Kakak Sepupu Bukan Orangtua

Kompas.com - 13/05/2020, 17:15 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Video viral yang memerlihatkan perkelahian anak di Dusun Petet, Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, ternyata adalah permainan.

Dari hasil investigasi yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Semarang, anak-anak yang berkelahi tersebut merupakan saudara sepupu.

"Anak-anak tersebut masih saudara sepupu. Mereka sedang main kelahi-kelahian, dan divideo oleh kakak sepupu dari mereka berdua, yang berusia 17 tahun," kata Romlah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Semarang, saat ditemui di kantornya, Rabu (13/5/2020).

Baca juga: Viral Video Perkelahian Anak, Polres Semarang Telusuri Kebenarannya

Romlah mengungkapkan bahwa video yang tersebar di media sosial tersebut tidak utuh.

"Ada yang terpotong, karena mereka sebelumnya bermain bersama, kemudian main kelahian itu, dan direkam," ujarnya.

Setelah direkam, video diunggah di status WA, namun sekitar 10 menit kemudian dihapus.

"Tapi kemudian ini direpost, dan menjadi viral di media sosial," kata Romlah.

Dikatakan, setelah adanya kejadian tersebut, anak berbadan kecil yang berusia delapan tahun, mengalami luka di bagian kepala.

"Namun sudah dipijatkan sama orangtuanya, dan anak itu sudah bermain lagi, sudah ceria seperti biasa. Main bersama saudara sepupu yang berusia sembilan tahun," paparnya.

Lokasi tersebut, lanjutnya, merupakan rumah kerabat yang biasa menjadi tempat bermain keluarga besar.

"Jadi orangtua anak-anak ini bekerja dan mereka dititipkan di situ. Nanti sepulangnya orangtua dari kebun, dijemput lagi," ungkap Romlah.

Baca juga: Muncul SMS Kata Sayang di Ponsel Istri, Pria Ini Terlibat Perkelahian

Menurutnya, meski pihak keluarga sudah saling berterima, namun ibu dari si anak berbadan kecil yang dipukuli, menyesalkan kejadian ini.

"Menyesalkan karena anaknya menjadi korban pemukulan dan orang-orang yang lebih dewasa ini melakukan pembiaran, tidak melerai. Harusnya kan ini bisa dilerai dan mereka bermain lebih aman," paparnya.

Romlah menyampaikan akan melakukan pendampingan terhadap kejadian ini.

"Kita semua berharap semua berjalan baik dan anak-anak tumbuh tanpa kekerasan serta mendapatkan hak sesuai usianya," ungkap Romlah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com