Meski tidak kekurangan, berdiam diri di kosan seorang diri bukan perkara yang mudah. Apalagi suasana puasa di Bandung dan Aceh berbeda.
Seperti saat sahur dan buka. Di Aceh, buka puasa ditandai dengan sirine bukan azan. Sejak kecil hingga sekarang, ia selalu menanti suara sirine tersebut.
Selain itu, masjid-masjid di Aceh selalu memperdengarkan lantunan ayat Al-Quran. Suara tersebut sahut menyahut sehingga suasana Ramadhan lebih ramai.
Sekarang, ia terjebak di kosan seorang diri. Sebab gang yang ia tinggali berisi kosan mahasiswa dan penghuninya sudah pada mudik.
“Sekarang tinggal saya sendiri. Keinginan untuk pulang sangat besar, tapi ini pilihan paling bijak yang bisa dilakukan. Nanti juga Lebaran saya seorang diri, jauh dari keluarga. Semoga saya kuat, ga nangis,” ucapnya sambil tertawa.
Untuk mengusir kejenuhan, biasanya ia membaca buku-buku baru, menulis blog, dan membuat podcast. Meski sendiri, ia berusaha untuk tetap produktif.
Baca juga: Pulang dari Wuhan, Mahasiswa Aceh Bimbingan Tesis via WeChat
Saat ini, sambung Haris, yang mengganggu pikirannya adalah tingkat kriminalitas yang mulai meningkat karena kosan kosong.
Kosannya pun pernah disatroni maling. Maling itu masuk ke kamar kosnya malam-malam dan mengambil gadgetnya.
Namun karena ketahuan, maling itu tak sempat mengambil gadget tersebut dan kabur.
“Takut sih, kalau ada apa-apa gimana. Nanti Lebaran juga gimana,” tutur Haris.
Hal lain yang membuatnya resah adalah bagaimana agar psikisnya tetap terjaga. Baik untuk dirinya, ataupun puluhan mahasiswa Aceh yang bertahan di Bandung.
Soalnya, beberapa temannya ada yang stres. Banyak yang ingin pulang namun tidak bisa karena bandara ditutup sementara.
Baca juga: Ibu Mahasiswa Aceh yang Pulang dari Wuhan China: Kini Saya Bisa Tidur Nyenyak...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.