Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Andalkan Belajar Online Seperti di Kota, Kami di Pedalaman Tidak Bisa"

Kompas.com - 13/05/2020, 14:23 WIB
Dheri Agriesta

Editor

KOMPAS.com - Guru SMPN Pruda di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), terpaksa memasang perangkat radio di atap sekolah agar siswa bisa mendengarkan materi pelajaran lewat siaran Suara Sikka, 104.9 FM.

Siswa SMPN Pruda yang berada di Desa Pruda, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, itu juga tetap berangkat ke sekolah.

Sebab, mereka tak bisa mendengarkan materi pelajaran yang disiarkan lewat radio dari rumah. Selain tak punya perangkat radio, siswa kesulitan mengakses pelajaran karena susah sinyal.

Sejumlah guru SMPN Pruda pun memutar otak agar siswa tak ketinggalan pelajaran. Para siswa dibagi dalam beberapa kelompok belajar.

Satu kelompok belajar berisi empat siswa. Dalam sehari, sebanyak dua kelompok siswa yang belajar di sekolah.

Baca juga: Cerita Mahasiswa NTT Kesulitan Ikuti Kuliah Online, Terpaksa Pinjam Ponsel Tetangga

Satu kelompok ditempatkan di dalam kelas, lainnya di bawah pohon di halaman sekolah. Hal itu dilakukan untuk mematuhi imbauan jaga jarak yang diterapkan pemerintah demi mencegah penyebaran virus corona baru.

Salah satu guru SMPN Pruda Audatus Helmus Buko mengapresiasi keputusan Pemkab Sikka mencanangkan program belajar lewat media radio.

Hal ini berguna di daerah pedalaman yang tak memiliki akses telekomunikasi mumpuni.

"Kalau andalkan belajar online seperti yang di kota itu, kita di pedalaman tidak bisa. Bukan hanya kendala di sinyal, tetapi juga di fasilitas seperti televisi dan ponsel. Bagaimana mau belajar online kalau itu semua tidak ada," kata Audatus melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (12/5/2020).

Foto : Seorang guru di SMPN Pruda, Desa Puda, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, menyimpan radio di atas atap sekolah.Dokukmen guru SMPN Pruda Foto : Seorang guru di SMPN Pruda, Desa Puda, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, menyimpan radio di atas atap sekolah.

 

Meski begitu, belajar lewat media radio pun tak mudah bagi guru dan siswa SMPN Pruda. Mereka juga kesulitan mendapatkan sinyal radio yang baik.

Terpaksa, para guru memasang dua buah perangkat radio di atap sekolah. Sehingga, siswa bisa mendengarkan dengan jelas pemaparan materi dari radio.

"Itu satu-satunya langkah agar kami bisa mendengarkan suara dari siaran pembelajaran dari radio. Kalau tidak simpan di atas atap, siarannya tidak dapat," kata Audatus.

Meski dalam kondisi susah sinyal, Audatus dan rekan lainnya tetap tulus membimbing para siswa.

Para siswa pun tetap semangat belajar sambil duduk di bawah pohon di halaman sekolah.

Baca juga: Terkendala Jaringan Internet, Belajar dari Rumah Diusulkan lewat Radio

"Sedih memang kondisi ini, tapi tetap dinikmati. Paling penting anak-anak memperoleh pendidikan," kata Audatus.

Audatus berharap pemerintah memperhatikan ketersediaan akses telekomunikasi di wilayah itu.

Sehingga, siswa tak kesulitan mengakses siaran radio dan internet.

Belajar lewat radio dinilai efektif

Sementara itu, Kepala Dinas PKO Kabupaten Sikka Mayela Da Cuhna mengatakan, program kegiatan belajar mengajar lewat media radio efektif dilaksanakan selama pandemi virus corona baru.

Foto : Seorang guru di SMPN Pruda, Desa Puda, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, menyimpan radio di atas atap sekolah.Dokukmen guru SMPN Pruda Foto : Seorang guru di SMPN Pruda, Desa Puda, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, menyimpan radio di atas atap sekolah.

Menurutnya, siswa harus mendapatkan materi pelajaran selama pandemi Covid-19. Radio, kata dia, menjadi media paling efektif untuk menyampaikan materi.

"Minggu ini adalah minggu ketiga dalam program KBM melalui Radio Suara Sikka untuk masa KBM 1 bulan, " kata Mayela kepada Kompas.com melaui pesan singkat.

Baca juga: Di Pedalaman, Radio Diletakkan di Atap Sekolah agar Siswa Tak Ketinggalan Pelajaran

Mayelea tak menutup kemungkinan program belajar lewat radio diperpanjang jika pandemi virus corona masih berlanjut.

Langkah ini diperlukan agar anak-anak tak ketinggalan pelajaran.

"Ke depan metode ini akan dipikirkan untuk keberlanjutan program belajar jarak jauh dengan media radio meskipun KBM mulai normal di sekolah," jelas Mayela.

(Kontributor Maumere, Nansianus Taris)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com