Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Kena Dampak Pandemi, Pasien TB Dapat Bantuan Sembako dari Dompet Dhuafa

Kompas.com - 12/05/2020, 18:57 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Manajer kasus Tuberkulosis (TB) multidrug-resistant (MDR) wilayah Tangerang Raya, Yuli Kuatia Ningsih menerangkan, kebutuhan terhadap para pasien TB di masa pandemi covid-19 lebih besar dibandingkan dengan masyarakat terdampak virus corona lainnya.

“Sebelum datang corona ini, pasien TB sudah harus mendapatkan perhatian khusus. Selain itu mereka juga sudah terdampak secara ekonomi dari penyakitnya,” ujar Yuli yang juga Person in Charge (PIC) Shelter, seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (12/5/2020).

Untuk itu, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan brand ponsel pintar asal China OPPO memberikan bantuan paket sembako bagi masyarakat terdampak Covid-19.

Bantuan ini diberikan secara bertahap sejak Kamis (30/4/2020) dengan mengkhususkan bantuan sembako disalurkan kepada pasien TB MDR.

Perlu diketahui TB MDR adalah jenis tuberkulosis yang kebal terhadap 2 obat antituberkulosis paling kuat, yaitu isoniazid dan rifampisin.

Baca juga: Dompet Dhuafa Memulai Ekspedisi Kebaikan ke Jawa Barat

Bantuan pada fase pertama, sebanyak 60 paket sembako diturunkan di shelter khusus pasien TB MDR milik Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

Meski berlokasi di Tangerang Selatan, shelter tersebut tidak hanya digunakan untuk anggota atau pasien dari Tangerang atau Tangerang Selatan saja.

Shelter ini dibangun untuk memberikan pelayanan sebagai tempat singgah sementara bagi para pasien TB MDR yang kurang mampu.

Lalu juga sebagai tempat istirahat buat mereka yang hendak melakukan pengobatan di RSUD Tangerang Selatan atau pun di Rumah Sakit lainnya.

Selain itu, shelter juga sebagai wadah komunitas antar para pasien TB MDR untuk saling menyemangati dan menciptakan lingkungan positif.

Baca juga: Di Batam, Dompet Dhuafa Bagikan 100 Paket Menu Buka Puasa untuk Dhuafa

Kisah pasien TB MDR yang terdampak Covid-19

Di tempat lain, Syahril (26) asal Rumpin, Bogor menceritakan dampak TB MDR dan Covid-19 yang dialaminya.

Dia mengaku, pekerjaannya sebagai marketing retail di sebuah perusahaan pernah hilang disebabkan penyakit TB yang diidapnya. Setelahnya, dia mencari pekerjaan lain sebagai tukang ojek daring.

Saat bekerja sebagai tukang ojek daring, dia mengatakan harus menjaga jarak dengan penumpang.

“Harus pakai masker, sarung tangan, helm atau barang pribadi saya yang lain tidak saya pinjam-meminjamkan kepada driver-driver ojol lainnya. Jadi pakai sarung tangan, masker, jaga jarak, itu sudah saya lakukan sejak dulu sebelum adanya corona,” katanya.

Baca juga: Dompet Dhuafa Sumsel Distribusikan Ratusan Paket Makanan dan Takjil ke Keluarga Dhuafa

Setelah adanya pandemi Covid-19, PSBB mulai diberlakukan termasuk larangan ojek daring menarik penumpang. Syahril pun kehilangan lagi pekerjaannya.

Hal serupa juga dialami Canda (34) asal Pamulang. Canda awalnya berprofesi sebagai sekretaris sebuah perusahaan dan dosen di sebuah Perguruan Tinggi pariwisata di Jakarta.

Setelah terserang penyakit TB, ditambah pandemi covid-19, Canda kehilangan semua pekerjaannya.

Sementara itu, programer TB LKC Kusdarwadi Istiawan mengatakan, pasien TB yang berada di golongan kurang mampu, menjadi salah satu kelompok yang paling terdampak covid-19.

Selain itu, mereka juga menjadi kelompok yang sangat rentan terinfeksi.

Baca juga: 5 Unit Kontainer yang Jadi RS Darurat Covid-19 ala Dompet Dhuafa

“Mudah-mudahan bantuan-bantuan untuk mereka tidak berhenti sampai ini saja. Karena masih banyak pasien-pasien TB lainnya yang merasakan hal yang serupa yang dialami saudara-saudara di shelter ini,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com