Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Meninggal akibat Digigit Ular, Begini Kondisi Heri dan 3 Adiknya

Kompas.com - 12/05/2020, 16:36 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.comHeri Misbahudin (17), remaja asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, harus menanggung beban berat.

Meski masih muda, Heri harus menghidupi ketiga adiknya pasca orangtuanya meninggal akibat digigit ular berbisa.

Kisah Heri mengundang empati banyak pihak.

Sejak kisahnya viral dan diberitakan, bantuan mengalir dari berbagai pihak, termasuk para pembaca setia Kompas.com.

Penggalangan donasi yang digagas Kompas.com melalui platform Kitabisa.com berhasil mengumpulkan dana Rp 114.117.655.

Jumlah tersebut dihimpun dari 376 donatur.

Marketing Communication Initiative CSR Kompas.com Brahmanda Pandya Dhipta menyampaikan, donasi dari pembaca Kompas.com telah disalurkan kepada Heri.

Baca juga: Marah Dibangunkan Saat Tidur, Remaja Pukul Kepala Ayah Pakai Botol

Penyerahan bantuan diwakili tim dari Sekolah Relawan sebagai pihak yang ditunjuk Kompas.com.

"Semoga bantuan ini bisa meringankan beban hidup Heri dan adik-adiknya," kata Brahmanda saat dihubungi, Selasa (12/5/2020).

Bantuan lebih difokuskan untuk biaya pendidikan dan modal usaha.

Penyalurannya akan dilakukan secara bertahap, menyesuaikan kebutuhan Heri dan ketiga adiknya.

"Tahun ajaran ini Heri akan kembali sekolah setelah sempat berhenti. Senin kemarin ikut testing untuk masuk Kejar Paket C," ucap dia.

Baca juga: Mari Bantu Bocah yang Kakinya Melepuh di Lahan Gambut Terbakar

Selain untuk alokasi pendidikan, menurut Brahmanda, sebagian donasi juga akan disalurkan untuk modal usaha keluarga.

"Heri dan adik-adiknya ini tidak hanya membutuhkan bantuan uang saja, melainkan pendampingan yang bersifat jangka panjang, termasuk pembinaan agar lebih siap mencari penghasilan demi merawat adik-adiknya," ujar Brahmanda.

Usaha ayam geprek

Sementara itu,  PIC Program Pemberdayaan Sekolah Relawan Muhammad Musa menyebutkan, sebagian uang hasil donasi telah diberikan kepada Heri beberapa hari lalu.

Selain dalam bentuk materi, pihaknya juga mendorong keberlanjutan pendidikan Heri dan ketiga adiknya, termasuk pelatihan dan permodalan untuk usaha ayam geprek.

"Untuk usaha ayam geprek, lokasi untuk berjualan sudah ada di daerah Cipanas, Cianjur. Tinggal menunggu penyelesaian pembuatan gerobak dan beberapa keperluan bahan untuk dagangannya," ujar Musa.

Ucapan terima kasih

Heri Misbahudin menyampaikan banyak terima kasih kepada para donatur yang telah menyisihkan sebagian uangnya untuk membantu meringankan kebutuhan hidupnya.

“Terima kasih untuk pembaca Kompas.com juga dan para donatur lainnya. Semoga mendapat balasan berlipat ganda,” ucap Heri saat dihubungi, Selasa.

Saat ini, Heri tengah mempersiapkan diri untuk kembali bersekolah dan memulai usaha jualan ayam geprek.

“Tinggal menunggu rodanya beres. Mudah-mudahan usaha ayam geprek saya bisa lancar. Tahun ini juga insya Allah saya akan meneruskan sekolah lagi, ikut Paket C,” kata Heri.

Heri dan adik-adiknya kini tinggal di rumah yang dibangun dari donasi para dermawan.

Heri menatap asa dan bertekad untuk berjuang keras menjadi tulang punggung bagi adik-adiknya.

"Saya akan berjuang keras agar adik-adik saya bisa terus sekolah, jangan sampai terhenti seperti yang pernah saya alami," ucap dia.

Seperti diberitakan, Heri Misbahudin harus menjadi tulang punggung bagi ketiga adiknya, Riki Ariansyah (8), Rani Nafisa  (6) dan Ramdan Fadilah (2,5).

Mereka menjadi yatim piatu setelah sang Ibu Nuryani (35) meninggal dunia pada Oktober 2019.

Sementara Ayah mereka, Maksum (45), meninggal sekitar 1,5 tahun lalu.

Meski berbeda waktu dan tempat, kedua orangtua Heri meninggal akibat digigit ular berbisa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com