BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut ada tren penurunan kasus Covid-19 di Jawa Barat.
Menurut dia, hal itu turut dipicu dengan penekanan aktivitas masyarakat melalui Pembatasan Sosial Berskala Besar.
"Kita melihat di kesimpulan bahwa PSBB ini membuahkan konsitensi hasil seperti yang sempat aya sampaikan. Apa itu konsistensi hasil? Di mana ada penekanan kegiatan, di situ ada penurunan kasus," ujar Emil, sapaan akranya dalam konferensi pers di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (12/5/2020).
Baca juga: Ridwan Kamil: Jabar Surplus Beras, Defisit Telur
Ia menuturkan, berdasarkan data 12 Mei 2020, jumlah pasien rata-rata di rumah sakit berkisar di angka 350 orang. Padahal pada April lalu, jumlah pasien di rumah sakit mencapai 430 orang.
"Jadi di Jabar selama PSBB jumlah pasien yang dirawat justru turun bukannya naik, puncaknya terjadi di akhir April tingkat kematian turun, dari 7 koma sekian pasien perhari, menjadi 4 koma sekian pasien perhari yang meninggal dunia. Tingkat kesembuhan naik hampir dua kali lipat," papar Emil.
Kemudian, lanjut dia, indeks reproduksi Covid-19 di Jabar juga turun. Ia menyimpulkan, pembatasan aktivitas masyarakat sangat penting untuk menekan angka penyebaran.
Baca juga: Wali Kota Tasikmalaya Tetap Tutup Terminal Meski Kemenhub Aktifkan Moda Transportasi
"Sebelum PSBB itu di kecepatan indeks 3 koma sekian untuk reproduksi Covid. sekarang 0,86 turun jauh sekali. Menandakan sebelum PSBB karena banyak orang, mudik belum dilarang, kecepatan meningkat tinggi," katanya.
"Sekarang mudik dilarang PSBB diketatkan sekarang turun indeksnya. Kalau indeksnya 1, artinya satu pasien bisa menularkan ke satu orang dalam satu hari. Kalau tiga artinya, satu pasien bisa menularkan ke tiga orang dalam satu hari, nah hari ini kita di 0,86," jelasnya.
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Berli Hamdani memastikan tidak ada penambahan klaster penyebaran Covid-19 di Jabar.
Sejauh ini, Di Pemprov Jabar telah mengindentifikasi ada lima klaster yaitu seminar ekonomi syariah di bogor, acara keagamaan di Bogor, Musda Hipmi, acara keagamaan di Lembang dan kegiatan di Sukabumi.
"Sampai dengan saat ini tidak ditemukan klaster baru. Sejauh ini yang ada penularan lokal, kemudian lima klasters udah diidentifikasi," ujar Berli.
Baca juga: Pasien Positif di Bantul Bertambah 4, Seluruhnya Klaster Pusat Grosir
Berli mengatakan, telah memeriksa semua peserta yang terlibat dengan kegiatan di lima klaster tersebut. Khususnya yang melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19 yang diidentifikasi berasal dari klaster-klaster tersebut.
"Semua kontak sudah ditracing dan diperiksa. Di rapid test sudah 105 ribu lebih, 288 reaktif positif. Diisolasi masing masing," katanya.
Lebih lanjut, Berli menambahkan, pihaknya berupaya penuh agar tidak ada lagi kasus impor Covid-19 di Jabar yang berasal dari luar. Karena itu, menurut dia, terkait pelarangan mudik ada kaitannya dengan mencegah adanya imported case tersebut.
"Tadi pagi sudah melakukan rapat koordinasi terkait protokol kesehatan. Kita akan tingkatkan pengendalian pemudik mulai dari daerah asal mudik. Alias di Kota Jakarta dan seterusnya, termasuk di Jabar itu di wilayah Bodebek," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.