Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahasiswa NTT Kesulitan Ikuti Kuliah Online, Terpaksa Pinjam Ponsel Tetangga

Kompas.com - 12/05/2020, 11:51 WIB
Dheri Agriesta

Editor

KUPANG, KOMPAS.com - Fortunatus Roland Lamepa (20), mahasiswa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), kesulitan mengikuti proses kuliah secara daring (online) selama pandemi virus corona baru atau Covid-19.

Roland yang kuliah sebagai mahasiswa semester III program studi teknologi budidaya perikanan, jurusan perikanan kelautan, Politeknik Pertanian Negeri Kupang, tak memiliki ponsel untuk mengikuti kuliah online.

Ponsel Roland rusak sebelum perkuliahan online dimulai. Untuk tetap berkuliah, Roland terpaksa meminjam ponsel tetangga dan temannya.

Ia pun harus mengeluarkan uang untuk membeli pulsa dan paket internet agar bisa mengikuti perkuliahan online.

Tapi, Roland sudah seminggu tak bisa mengikuti perkuliahan online. Alasannya, tak ada uang untuk mengisi pulsa dan paket data internet.

Baca juga: Cerita Pelajar di NTT, Belajar Sambil Usir Burung yang Mengintai Padi di Sawah

Roland juga belum memiliki uang untuk memperbaiki ponselnya yang rusak.

Roland khawatir sudah berapa kali tidak mengikuti perkuliahan online. Apalagi, sebentar lagi memasuki masa ujian.

Sang ayah, Aloysius Lamanepa (58), berencana membeli ponsel untuk anaknya secara kredit. Tapi, rencana belum bisa dilakukan karena Aloysius masih membayar kredit sepeda motor untuk anaknya.

"Saya sudah kredit sepeda motor dan belum lunas. Sekarang saya mau kredit ponsel untuk Roland tetapi uang tidak cukup," kata Aloysius di kediamannya, Senin (11/5/2020).

Saat ini, Aloysius dan Roland tinggal di sebuah lahan kosong di RT 13/RW 05 Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT.

Sebuah rumah semi permanen yang dibuat berpetak-petak menjadi tiga kamar berdiri di lahan kosong tersebut. Mereka tinggal di sana sejak pindah ke Kupang pada 2014.

 

Awalnya, Aloysius, Roland, dan sang istri Rofina Nage tinggal di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Rofina saat itu aktif sebagai guru SMPN 1 Kafemanu.

Sejak Rofina meninggal pada 2011, mereka pun pindah ke Kupang.

Bergantung dari uang pensiun dan bantuan tetangga

Aloysius tak memiliki pekerjaan tetap. Ia juga telah dua tahun menderita diabetes yang menyebabkan kaki kananya luka dan bengkak.

Hidup Aloysius dan Roland pun bergantung kepada uang pensiunan sang istri sebesar Rp 1,6 juta per bulan.

Dari jumlah uang bulanan yang diterima itu, sebanyak Rp 600.000 dipakai untuk kredit sepeda motor yang digunakan Roland berangkat kuliah. Sebab, jarak kampus dan rumah cukup jauh.

Baca juga: Kades di Flores Timur 2 Jam di Atas Pohon Cari Sinyal demi Rapat Virtual dengan Bupati

Untuk bertahan memenuhi kebutuhan sehari-hari, Aloysius kerap dibantu tetangga. Tetangga pun rutin membantu Aloysius berobat ke rumah sakit untuk berobat.

"Saat ini kami mengandalkan jagung untuk kebutuhan sehari-hari, ujar Aloysius.

Aloysius mengaku kasihan dengan kondisi Roland. Tapi, ia tak bisa berbuat apa-apa.

Beruntung, cerita tentang Roland yang tak memiliki ponsel didengar dua polisi, Aipda Muhammad Aris dan Bripka Abdul Asis.

Dapat bantuan ponsel

Abdul Asis mendatangi kediaman Aloysius Lamanepa pada Senin (11/5/2020).

Abdul Asis mendengarkan cerita Aloysius tentang kehidupan mereka sehari-hari setelah sang istri wafat. Abdul Asis mengaku datang mewakili kakaknya, Aipda Muhammad Aris.

 

Menurut Abdul, sang kakak menitipkan ponsel baru untuk Roland. Sedangkan Abdul Asis menyumbangkan uang dan paket data internet untuk menunjang perkuliahan online.

Selain itu, kakak adik itu juga memberikan uang untuk pengobatan luka kaki Aloysius Lamanepa.

Sayangnya, Roland tak berada di rumah saat Abdul Asis datang. Roland sedang mencari pinjaman ponsel dari kawannya untuk mengikuti kuliah online.

Baca juga: Percaya Karunia Tuhan, Ibu di NTT Ini Tolak Bantuan Sembako Saat Wabah Corona Melanda

"Semoga bantuan ini membantu kelancaran kuliah Roland dan HP dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan kuliah," ujar Abdul Asis saat menyerahkan ponsel dan uang.

Aloysius Lamanepa terharu dengan bantuan tersebut.

Ia tak kuasa menahan tangis saat menerima bantuan tersebut karena bisa memperlancar proses kuliah anaknya.

"Saya akan selalu ingatkan anak saya supaya menggunakan ponsel untuk kegiatan kuliah," ujar Aloysius sambil terisak.

(Penulis: Sigiranus Marutho Bere, Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com