Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus-kasus Warga Meninggal Mendadak Saat Pandemi, Masih Memegang Setir dan Usai Mudik dari Tangerang

Kompas.com - 12/05/2020, 09:06 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Sejumlah kasus meninggal mendadak terjadi di tengah pandemi corona (Covid-19).

Belum dipastikan apakah mereka meninggal lantaran terpapar Covid-19 atau bukan.

Namun beberapa korban menunjukkan gejala-gejala corona seperti sesak napas.

Hampir dalam semua kasus kematian tersebut, petugas harus mengenakan alat pelindung diri (APD).

Baca juga: Kasus-kasus Pasien Positif Corona Tanpa Gejala di Sejumlah Daerah, Ada yang Hanya Merasa Kehausan

Sopir meninggal saat berhenti di lampu merah

Tim BPBD Madiun dan RSUD Caruban mengevakuasi jenazah Sumadi (60), seorang sopir rental asal Desa Sentul, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang yang ditemukan mati mendadak seusai menjemput dua santri Temboro, Sabtu (25/4/2020).KOMPAS.COM/DOKUMENTASI BPBD KAB MADIUN Tim BPBD Madiun dan RSUD Caruban mengevakuasi jenazah Sumadi (60), seorang sopir rental asal Desa Sentul, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang yang ditemukan mati mendadak seusai menjemput dua santri Temboro, Sabtu (25/4/2020).
Kejadian mengagetkan dialami Sutiyo (54) warga Desa Rejoso, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang saat menjemput kedua anaknya di Pondok Pesantren Temboro, Magetan.

Sutiyo berangkat bersama seorang sopir, Sumadi (60), warga Desa Sentul, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Sabtu (25/4/2020).

Sesampainya di Temboro pukul 13.30 WIB, sang sopir Sumadi merasakan sesak napas dan minta istirahat.

Sesaat kemudian, mereka pulang ke Jombang.

Tiba di lampu merah Dumpil, Desa Bagi, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, pukul 14.36 WIB, Sumadi mendadak tak sadarkan diri.

Dia meninggal dalam posisi duduk dan masih memegang setir.

Sutiyo dan dua anaknya langsung keluar dari mobil dan meminta bantuan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Madiun, Muhammad Zahrowi mengatakan, tim BPBD bersama tim RSUD Caruban sudah membawa jenazah sopir itu ke rumah sakit.

"Kami membawa jenazah korban dengan APD lengkap dan standar penanganan jenazah Covid-19," kata Zahrowi yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).

Baca juga: Sederet Potret Kemiskinan di Tengah Pandemi, Tak Makan 2 Hari, Jual HP Rp 10.000, dan Nekat Mencuri

 

Seorang warga Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah meninggal dunia saat hendak periksa ke tempat bidan desa setempat, Sabtu (25/4/2020).Dokumen Warga Seorang warga Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah meninggal dunia saat hendak periksa ke tempat bidan desa setempat, Sabtu (25/4/2020).
Pemudik meninggal mendadak di bidan desa

Seorang warga Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sugiono (48) meninggal secara mendadak beberapa hari setelah mudik.

Dari Tangerang, Sugiono sampai di kampung pada Kamis (23/4/2020) dan memeriksakan kondisinya yang sakit.

Sabtu (25/4/2020), dia kembali memeriksakan kondisinya ke bidan desa karena belum merasa sehat.

Namun saat antre, Sugiono mendadak mengalami kejang-kejang hingga meninggal di tempat.

"Korban periksa dibocengkan anaknya naik motor. Sampai di tempat bidan desa korban sempat kejang-kejang dan ditidurkan di kursi," kata Kepala Desa Tambakselo Sareh Joko Prasetyo

Namun, nyawanya tak dapat diselamatkan.

"Setelah diperiksa nyawanya sudah tak tertolong. Kejadian pukul delapan pagi ini," kata dia.

Petugas Puskesmas Wirosari I dan kepolisian mengevakuasi jenazah menggunakan alat pelindung diri lengkap untuk dibawa ke RSUD dr Soedjati Soemodiardjo Purwodadi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, dr Slamet Widodo masih belum mengetahui penyebab kematiannya.

"Dugaannya jantung. Namun kami akan tetap melakukan tracing mengingat korban ada riwayat ke luar kota," jelasnya.

Baca juga: Kasus-kasus Kebohongan Pasien Corona di Sejumlah Daerah, Dilakukan Kuli Bangunan dan Petugas Medis Terinfeksi

Meninggal setelah kisahnya tak makan dua hari viral

Yuli dua hari tidak makan Yuli dua hari tidak makan
Yuli (43), warga Kota Serang, Banten, meninggal dunia secara mendadak saat menuju Puskesmas Sindangdaru, Kota Serang, Senin (20/4/2020).

Kejadian itu membuat heboh karena beberapa hari sebelumnya, video curhat Yuli yang mengaku tidak makan dua hari sempat viral.

Dia bersama suami dan anaknya tidak makan karena tak punya uang sehingga terpaksa hanya minum air galon.

Namun belum diketahui apakah kematiannya yang mendadak itu berhubungan dengan pengakuannya tidak makan dua hari.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Serang Hari Pamungkas, mengatakan, hasil visum tidak bisa dikeluarkan tanpa ada permintaan dari pihak keluarga atau penegak hukum.

"Untuk penyebab kematian tidak bisa diketahui, namun berdasarkan wawancara dengan keluarga, riwayat pasien dan kondisi jenazah sifat kematian sudden death atau kematian mendadak bisa disebabkan oleh serangan jantung," kata Hari kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu (22/4/2020).

Baca juga: Curhat Berlinang Air Mata Sebelum Meninggal, Yuli: Enggak Makan Dua Hari, Anak Sempat Sakit

 

Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.Shutterstock Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.
Meninggal usai bangun posko di kelurahan

Pegawai kantor Kelurahan Mandala, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, meninggal dunia mendadak, Rabu (22/4/2020) siang.

Kasubag Pemberitaan Humas Pemkot Makassar Hamzah Bakrie Muhammad mengatakan korban sempat ikut membersihkan halaman kantor.

Lokasi tersebut akan digunakan untuk Posko Covid-19.

Pria berusia 31 tahun itu tiba-tiba muntah dan mulutnya mengeluarkan darah saat masuk lobi kantor.

Kemudian korban dilarikan ke RS Labuang Baji, Makassar, namun nyawanya sudah tidak tertolong.

"Sampai di rumah sakit korban dinyatakan sudah meninggal. Keluarga korban pun menyerahkan pihak RS Labuang Baji untuk proses pemakaman yang dilakukan sesuai protap Covid-19,” jelasnya saat dihubungi wartawan, Kamis (23/4/2020).

Menurut keterangan dokter, korban tidak mengalami gejala Covid-19.

Namun untuk prosedur kesehatan, petugas tetap memakamkan jenazah menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Muhlis Al Alawi, Puthut Dwi Putranto, Acep Nazmudin, Hendra Cipto | Editor: Khairina, Dony Aprian, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com