Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Wika Positif Corona, Progres Pembangunan Pelabuhan Kijing Terhambat

Kompas.com - 11/05/2020, 05:38 WIB
Hendra Cipta,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Manajer proyek PT Wijaya Karya (Wika) Eko Sujianto mengaku progres pembangunan Pelabuhan Internasional Kijing di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, kurang optimal.

Pasalnya, setelah seorang pekerja positif corona, waktu kerja bagi semua personel di lapangan dibatasi.

"Progres tetap berjalan, hanya kurang optimal karena pembatasan waktu kerja supaya pekerja tidak kelelahan," kata Eko kepada Kompas.com, Minggu (10/5/2020) malam.

Baca juga: Karyawan Wika di Proyek Pembangunan Pelabuhan Kijing Positif Corona, 108 Pekerja Jalani Rapid Test

Meski demikian, kata Eko, pembangunan pelabuhan tersebut tetap ditarget rampung pada tahun ini.

Namun, tentunya dengan mengevaluasi di sejumlah bidang terkait dampak Covid-19.

"Kita masih upayakan sesuai target, tahun ini harus sudah selesai. Tapi kita juga masih evaluasi dampak Covid-19 secara umum," jelas Eko.

Menurut Eko, perusahaan telah melakukan langkah-langkah strategis memutus rantai penyebaran Covid-19 di proyek pembangunan pelabuhan.

"Kami memperketat pshycal distancing, penggunaan masker, dan tidak mendatangkan pekerja dari luar daerah sampai pandemi global virus corona membaik. Selama ini, protokol kesehatan sudah kami jalankan," tegas Eko.

Baca juga: Karyawan Wika di Proyek Pelabuhan Kijing Positif Corona, 2.400 Pekerja Disarankan Jalani Rapid Test

Diberitakan sebelumnya, manajemen PT Wijaya Karya ( Wika) di proyek pembangunan Pelabuhan Internasional Kijing, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, sudah melakukan rapid test terhadap 108 pekerja dan hasilnya non reaktif.

“Sejak 29 April 2020, Kamis sudah rapid test 108 orang. Hasilnya semuanya non reaktif," kata manajer proyek PT Wika, Eko Sujianto, Jumat (8/5/2020) kemarin.

Menurut Eko, saat ini, telah tiba alat rapid test sebanyak 500 buah.

Sehingga, dalam beberapa waktu ke depan, mereka akan melakukan uji rapid test acak terhadap minimal 500 pekerja.

"Random acak untuk rapid test minimal 400 sampai 500 orang dan akan menyesuaikan kebutuhan ke depan," ujar Eko.

Dia menjelaskan, rapid test acak menyasar orang-orang yang sempat melakukan kontak dengan pasien positif.

Mulai dari karyawan, pekerja, vendor, konsultan dan lainnya.

“Tentunya prioritas rapid test kita lakukan terhadap orang yang kontak erat dengan pasien positif. Kemudian karyawan dan pekerja PT Wika,” pungkas Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com