DENPASAR, KOMPAS.com - Di awal wabah Covid-19, hand sanitizer begitu sulit didapatkan. Jika pun ada, harganya sangat mahal di pasaran.
Berawal dari kesulitan itu, musisi Gede Robi Supriyanto atau yang dikenal Robi Navicula bersama Kopernik mencari solusi dengan memanfaatkan arak Bali sebagai bahan baku pembuatan hand sanitizer.
Kepada Kompas.com, Robi bercerita bahwa arak yang dijadikan sebagai bahan baku hand sanitizer bisa memberdayakan sumberdaya dan kearifan lokal.
Baca juga: Pemeriksaan Cepat, Kunci Rahasia Bali Kendalikan Wabah Covid-19 Tanpa PSBB
Kemudian yang tak kalah penting mampu menggerakan ekonomi dan meningkatkan pendapatan para perajin arak di massa sulit seperti saat ini.
"Ide ini terbersit dari awal-awal pandemi yang mana ada krisis hand sanitizer. Sampai ada kecurigaan apakah ada yang menimbun bahan dan produknya sampai harganya selangit," ujar Robi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (10/5/2020).
Robi menjelaskan, awalnya sekitar 14 Februari, dia bersama temannya sempat membuat festival arak Bali.
Dari sana, Robi tahu bahwa kadar alkohol dari arak Bali ternyata bisa disesuaikan.
Dari penjelasan perajin, kadar alkohol arak Bali yang beredar dan dikonsumsi antara 35 hingga 40 persen.
Melalui proses destilasi, kadar alkohol bisa ditingkatkan menjadi 70 persen sehingga bisa dijadikan sebagai bahan baku hand sanitizer.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan