Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risma: Ada 16 Klaster Covid-19 di Surabaya Menjangkiti 4.818 Orang

Kompas.com - 10/05/2020, 15:47 WIB
Ghinan Salman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, penyebaran Covid-19 di Surabaya berasal dari 16 klaster.

Sebanyak 16 klaster itu terdiri dari klaster luar negeri, klaster Jakarta, klaster rumah ibadah, dan klaster pasar.

Dari belasan klaster yang ada, Pemkot Surabaya kemudian melakukan tracing secara menyeluruh.

Baca juga: 1.083 Warga Surabaya Jalani Tes Swab, Hasilnya 109 Positif Corona

Pola yang digunakan adalah dengan melacak satu per satu riwayat perjalanan pasien pernah ke mana dan bertemu siapa saja.

"Jadi, pasien A ini ke mana, dia ditanya kamu berjabat tangan dengan siapa, misalnya B dan C. Terus misalnya ke kantor ketemu dengan D, E, F. Semua kita awasi, kita telusuri," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Minggu (10/5/2020).

"Misalnya dia datang dari luar negeri, kita tracing keluarganya. Kalau ada gejala berat, dia masuk PDP, kalau ada gejala ringan dia masuk ODP, kalau tidak ada gejala dia masuk OTG," ujar Risma menambahkan.

Menurut Risma, klaster-klaster tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap penambahan kasus corona di Surabaya.

Hingga saat ini, penambahan kasus corona dari 16 klaster mencapai 4.818 orang dalam risiko (ODR).

Baca juga: Sanksi PSBB Surabaya Raya Tahap 2, Perpanjangan SIM Ditunda dan Tak Bisa Urus SKCK

Dari jumlah itu, ada yang statusnya meningkat menjadi ODP, PDP, OTG serta konfirmasi positif Covid-19.

Total kasus corona di Surabaya hingga Sabtu (9/5/2020) berjumlah 6.136 kasus, di mana OTG 971 orang, ODP 2.958 orang, PDP 1.540 orang, dan 667 orang positif Covid-19.

"Sementara kasus ODP yang sembuh berjumlah 2.918 orang dan jumlah kasus positif sembuh berjumlah 100 orang. ODR yang sembuh 2.918 orang, yang meninggal ada 80 orang, 4 orang meninggal murni karena Covid-19, sisanya punya penyakit penyerta," kata Risma.

Pemkot Surabaya juga telah melakukan tes swab kepada 1.083 orang dan rapid test terhadap 4.246 orang.

 

Dari 1.083 pasien yang dites swab, terdapat 109 kasus positif. Sementara dari 4.246 orang yang di-rapid test, pasien reaktif berjumlah 370 dan non-reaktif 3.876 orang.

Risma tak menampik bahwa di awal-awal kasus ini muncul di Surabaya, pihaknya sempat kesulitan alat tes.

Petugas terkendala untuk memisahkan mana pasien positif dan negatif.

Namun, dengan dilakukannya rapid test dan tes swab secara massal, petugas mulai bisa mencari formula yang efektif untuk menekan jumlah kasus dan penyebaran virus corona.

"Dulu kita terkendala alat tes swab, tapi kita kemarin bisa melakukan itu (tes swab) karena kita punya alat dan sudah kita tes kurang lebih 1.083 yang kita swab," tutur Risma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com