"Saya panggil lho kok seperti ini. Ini biar cepat biar tahu kita mau dibawa ke mana. Salah satu wanita menangis, dan mengatakan pak kami sebenarnya tahu dari awal keadaan bapak ini sejak kejadian. Alasan kami tak datang kami tak ada uang," katanya.
Dia pun mengatakan, tanggungan di rumah sakit sudah selesai. Proses hukum tetap ditindaklanjuti, untuk pengendara motor masih dalam keadaan sakit namun dipantau dan sepeda motornya diamankan di Polres Samosir.
"Jadi korban meninggal dunia harus dibawa pulang. Ternyata mereka semua malah menangis lagi, bilang tak punya uang. Saya pun jadinya iba," katanya.
Menurutnya, saat informasi kecelakaan itu dishare-nya di Facebook, ada rekan satu letingnya bermarga Sitorus di Siborong-borong mengetahui rumah keluarga korban. Dia pun menyuruhnya menemui mereka.
"Sudah ketemu dengan anak dan istrinya, alasan mereka tak datang karena tak ada uang, rumah pun sepetak. Jadi dari situ tergerak hati saya," katanya.
Sehingga selanjutnya, dia pun memutuskan untuk menebusnya di rumah sakit agar bisa segera dikebumikan. Namun, ternyata masih ada kendala lagi yakni ambulans dan petinya. Dia pun akhirnya membayarnya sekaligus.
Dijelaskannya, dia sempat menelepon pimpinannya yang memerintahkan agar mengambil keputusan yang terbaik dan tidak akan dikomplain. Dia memutuskan untuk membayarkan ke rumah sakit karena merasa iba.
"Melihat keluarga korban in pun broken home. Karena si korban ini sudah lama meninggalkan keluarganya. Sudah kurang perhatian. Makanya saya bilang ke anaknya, apapun ceritanya, apapun dosanya ini tetap bapakmu," katanya.
Dikatakannya, korban akhirnya dibawa pulang oleh keluarganya menggunakan ambulans dan dikebumikan di Desa Pagaran, Kecamatan Pagaran, Tapanuli Utara.
"Lukanya kalau dilihat, medis mengatakan, ada benturan hebat di dada, kepala benturan kaki dan tangan patah. Dokter bilang ini mukjizat bisa bertaha hidup sampai 4 hari," katanya
Menurutnya, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada keluarga korban, akan membantu proses administrasi agar dari Jasa Raharja bisa keluar kepada istri atau anaknya.
Sementara itu, pengendara sepeda motor sudah pulang ke rumahnya dan menjalani pengobatan tradisional di Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir.
"Hasil analisa kita, saat itu sepeda motor yang dikendarainya melaju dengan kecepatan di atas 100 km per jam dan menabrak korban," katanya.
Dari kejadian ini, kata dia, jika terjadi kecelakaan pihaknya selalu mengarahkan untuk bertemu keluarganya.
Dan setiap mengalami kecelakaan agar tidak takut melaporkan kepada polisi. Proses hukum akan dijalankan sesuai aturan.
"Saya selalu mengingatkan untuk selalu berhati-hati, tidak berkendara dengan kecepatan tinggi dan selalu menggunakan helm," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.