Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Brigadir Polisi Heri, Bantu Keluarga Tak Mampu Tebus Jasad Korban Laka Lantas

Kompas.com - 09/05/2020, 17:23 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Pak, kami tak ada uang....

 

"Saya panggil lho kok seperti ini.  Ini biar cepat biar tahu kita mau dibawa ke mana. Salah satu wanita menangis, dan mengatakan pak kami sebenarnya tahu dari awal keadaan bapak ini sejak kejadian. Alasan kami tak datang kami tak ada uang," katanya.

Dia pun mengatakan, tanggungan di rumah sakit sudah selesai. Proses hukum tetap ditindaklanjuti, untuk pengendara motor masih dalam keadaan sakit namun dipantau dan sepeda motornya diamankan di Polres Samosir.

"Jadi korban meninggal dunia harus dibawa pulang. Ternyata mereka semua malah menangis lagi, bilang tak punya uang. Saya pun jadinya iba," katanya.

Menurutnya, saat informasi kecelakaan itu dishare-nya di Facebook, ada rekan satu letingnya bermarga Sitorus di Siborong-borong mengetahui rumah keluarga korban. Dia pun menyuruhnya menemui mereka.

"Sudah ketemu dengan anak dan istrinya, alasan mereka tak datang karena tak ada uang, rumah pun sepetak. Jadi dari situ tergerak hati saya," katanya.

Sehingga selanjutnya, dia pun memutuskan untuk menebusnya di rumah sakit agar bisa segera dikebumikan. Namun, ternyata masih ada kendala lagi yakni ambulans dan petinya. Dia pun akhirnya membayarnya sekaligus.

Dijelaskannya, dia sempat menelepon pimpinannya yang memerintahkan agar mengambil keputusan yang terbaik dan tidak akan dikomplain. Dia memutuskan untuk membayarkan ke rumah sakit karena merasa iba.

"Melihat keluarga korban in pun broken home. Karena si korban ini sudah lama meninggalkan keluarganya. Sudah kurang perhatian. Makanya saya bilang ke anaknya, apapun ceritanya, apapun dosanya ini tetap bapakmu," katanya.

Dikatakannya, korban akhirnya dibawa pulang oleh keluarganya menggunakan ambulans dan dikebumikan di Desa Pagaran, Kecamatan Pagaran, Tapanuli Utara.

"Lukanya kalau dilihat, medis mengatakan, ada benturan hebat di dada, kepala benturan kaki dan tangan patah. Dokter bilang ini mukjizat bisa bertaha  hidup sampai 4 hari," katanya 

Menurutnya, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada keluarga korban, akan membantu proses administrasi agar dari Jasa Raharja bisa keluar kepada istri atau anaknya.

Nasib penabrak 

 

Sementara itu, pengendara sepeda motor sudah pulang ke rumahnya dan menjalani pengobatan tradisional di Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir.

"Hasil analisa kita, saat itu sepeda motor yang dikendarainya melaju dengan kecepatan di atas 100 km per jam dan menabrak korban," katanya.

Dari kejadian ini, kata dia, jika terjadi kecelakaan pihaknya selalu mengarahkan untuk bertemu keluarganya.

Dan setiap mengalami kecelakaan agar tidak takut melaporkan kepada polisi. Proses hukum akan dijalankan sesuai aturan.

"Saya selalu mengingatkan untuk selalu berhati-hati, tidak berkendara dengan kecepatan tinggi dan selalu menggunakan helm," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com