Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengusaha Dekor di Bogor Alih Profesi Jadi Pembuat Peti Mati Korban Covid-19

Kompas.com - 09/05/2020, 14:28 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang pengusaha dekorasi pernikahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat bernama Ranky Safitri beralih profesi menjadi pembuat peti jenazah.

Langkah itu diambilnya untuk bertahan hidup tetap bisa menggaji para karyawannya di tengah pandemi.

Baca juga: Sederet Potret Kemiskinan di Tengah Pandemi, Tak Makan 2 Hari, Jual HP Rp 10.000, dan Nekat Mencuri

Latar belakang ide membuat peti mati

Ilustrasi peti mati.SHUTTERSTOCK Ilustrasi peti mati.
Ranky bercerita, ide tersebut datang saat melihat pemberitaan pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Kemudian, Ranky mengaku menyaksikan pemberitaan luar negeri yang memperlihatkan jenazah pasien korban Covid-19 dimakamkan tak layak.

Dari situlah hatinya tergerak untuk beralih membuat peti mati.

Ia pun mempelajari cara pembuatan peti dari internet.

"Ada bahan di workshop kita, akhirnya saya pikir, kenapa gak bikin peti jenazah. Jadi saya coba cari-cari referensi di internet gimana sih buatnya, apa bedanya peti biasa sama peti buat Covid-19," kata Ranky Safitri, seperti dikutip Tribun Bogor.

Baca juga: PHK Karyawan di Sejumlah Daerah Imbas Wabah Corona, Mana Saja?

Dibuat khusus, dibanjiri pesanan

Ranky bersama sejumlah karyawannya kemudian membuat peti mati jenazah untuk korban Covid-19.

Peti itu menggunakan kayu multiplek, serta dilapisi plastik dan kain khusus pada bagian dalamnya.

Ranky mengaku, pesanan berdatangan usai sampel peti matinya selesai.

Salah satunya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor.

Disusul kemudian pesanan lainnya, dari rumah sakit yang tersebar di beberapa daerah, seperti Jakarta, Sukabumi hingga Cirebon.

Baca juga: Ramadhan di Tengah Pandemi Corona, Sederet Penyesuaian Tradisi dan Ibadah di Sejumlah Daerah

Sisi donasi, berharap corona lekas pergi

Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.Shutterstock Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.
Ranky mengaku tak menjual mahal peti mati buatan karyawannya.

Alasannya, ia ingin ada sisi donasi dan kemanusiaan, setiap peti itu dibeli oleh keluarga korban Covid-19 yang meninggal.

"Kita gak berharap pesenan petinya banyak, tapi kita berharap kembali nomal. Kita dasarnya hanya membantu, tapi mau gimana kalau kita tidak usaha, kita juga tidak makan," ungkap Ranky Safitri.

Ia berharap pandemi segera berakhir dan usaha dekorasi pernikahannya kembali bisa berjalan.

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Cerita Pengusaha Dekorasi Pernikahan Beralih Bikin Peti Pasien Covid-19, Kini Dibanjiri Orderan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com