PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Sebuah alat pemancar sinyal tanda bahaya ditemukan di Laut Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.
Alat pemancar sinyal darurat tersebut diduga sengaja dibuang kapal tanker.
Penemuan alat tersebut menjadi jawaban dari misteri sinyal tanda bahaya yang kerap kali muncul di Laut Bangka.
Sinyal tanda bahaya tersebut sempat merepotkan dan mengecoh tim search and rescue (SAR) karena terus-menerus mengirimkan sinyal tanda bahaya.
"Sebelumnya Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Pangkalpinang menerima sinyal distress pada 6 Mei 2020 pukul 12.00 WIB, dengan jumlah notifikasi berkelanjutan sebanyak 17 kali yang dimulai dari pukul 11.59 hingga 17.08 WIB," kata Kepala Kantor SAR Pangkalpinang Fazzli dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/5/2020).
Baca juga: Cekcok dan Tuduh Istri Selingkuh, Suami Gantung Diri Saat Sahur
Berdasarkan pelacakan petugas, diketahui alat berjenis Emergency Position-Indicating Radio Beacon (EPIRB) tersebut berasal dari kapal SC Eternity XLVII-LPG Tanker milik PT Sukses Inkor Maritim.
Setelah 7 jam pencarian dengan armada KN Karna 246, pelontar sinyal ditemukan pada koordinat 1°45.168'S 107°10.412'E.
"Selanjutnya tim mematikan perangkat tersebut dan balik ke dermaga," ujar Fazzli.
Menurut Fazzli, alat berbentuk kotak hitam tersebut sengaja dibuang awak kapal setelah mereka mendapatkan alat yang baru.
"Mereka membawa 2 unit EPIRB. Selajutnya EPIRB yang lama diganti dengan EPIRB yang baru dan yang lama dibuang ke laut. Seketika itu Basarnas mendapatkan notifikasi terus-menerus mengenai distress alert," kata dia.
Baca juga: Korban Kecelakaan Positif Corona, Puluhan Orang yang Bantu Dikarantina