Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Guru SD di Sragen Mengajar ke Rumah Siswanya yang Tidak Bisa Belajar Online

Kompas.com - 08/05/2020, 13:41 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SRAGEN, KOMPAS.com - Lulu Kartika (26), guru Sekolah Dasar (SD) di Desa Sigit, Tangen, Sragen, Jawa Tengah, rela mendatangi rumah seluruh siswanya satu per satu untuk memberikan materi pelajaran.

Sejak pandemi wabah virus corona atau Covid-19, kegiatan belajar dan mengajar siswa di sekolah diliburkan.

Siswa harus belajar dari rumah dengan sistem pembelajaran daring atau online menggunakan ponsel pintar (smartphone).

Baca juga: Hindari Kumpul-kumpul Saat Pandemi, Surat Kelulusan Siswa-Siswi SMA di NTT Diantar Guru

Pemerintah juga menyediakan program belajar dari rumah melalui tayangan TVRI. Namun, tidak semuanya bisa mengaksesnya.

Meskipun ada yang biasa, belum tentu para orangtua mengerti materi pelajaran itu.

Lulu yang mengajar kelas IV SDN Sigit 3 Kecamatan Tangen berinisiatif membuat grup WhatsApp dengan beranggotakan orangtua siswa.

Dia membuat grup di aplikasi itu dengan tujuan memudahkan berkomunikasi dengan orangtua siswa sekaligus memberikan materi pelajaran.

Baca juga: Guru Sekolah Swasta di Jakarta Bakal Dapat Bantuan Kuota Internet untuk Mengajar

Setelah grup dibuat, ada tiga dari 11 siswanya tidak bisa ikut bergabung karena ponsel mereka tidak mendukung aplikasi itu.

 

Lulu kemudian mendatangi rumah tiga siswanya agar tidak ketinggalan pelajaran.

"Mereka saya door to door. Dari salah satu orangtua murid di grup WA bilang masih bingung kalau tidak didampingi sama saya. Akhirnya saya door to door semua," kata Lulu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/5/2020).

Lulu membagi 11 siswanya tersebut menjadi tiga kelompok. Setiap kelompok terdiri dari tiga hingga empat orang disesuaikan dengan jarak tempat tinggal.

Program belajar dari rumah ini, ungkap Lulu, dilaksanakan sepekan tiga kali setiap Selasa, Rabu dan Kamis. Dimulai dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

"Kelompoknya saya bagi yang rumahnya dekat-dekat untuk menghemat tenaga. Ada yang jauh saya minta diantar ke kelompok ini terus pulang saya antar," tutur dia.

Baca juga: Mengenal Rumah Hantu untuk Karantina Pemudik Bandel di Sragen, Bekas Pabrik Gula Tahun 1831

Menurut Lulu sebagian besar siswanya merasa rindu ingin kembali belajar di sekolah. Mereka merasa bosan terlalu lama di rumah.

Lulu tetap menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker saat memberikan pelajaran kepada siswa di rumah.

Dia juga mengingatkan siswanya yang tidak memakai masker.

"Setiap mendatangi rumah siswa saya bawakan masker. Kalau ada siswa yang tidak pakai masker saya kasih untuk memakai masker," kata Lulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com