Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nekat Mudik, Desa di Boyolali Siapkan Rumah Karantina di Depan Makam

Kompas.com - 08/05/2020, 13:22 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

 

BOYOLALI, KOMPAS.com - Pemerintah Desa (Pemdes) Kacangan, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menyiapkan rumah karantina bagi pemudik bandel yang tidak tertib mengisolasi diri di rumah.

Rumah karantina ini menempati bangunan berbentuk joglo dan lokasinya berdekatan dengan masjid dan tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat.

Kepala Desa Kacangan, Sudarsono mengatakan, rumah karantina ini disiapkan sebagai opsi terakhir apabila ada pemudik yang nekat pulang kampung dan tidak tertib mengisolasi mandiri di rumah.

"Kami selalu mengingatkan warga kami untuk tidak kembali mudik. Dalam artian sesuai anjuran pemerintah. Ini cara kami agar warga kami yang ada di perantauan tidak mudik," kata Sudarsono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/5/2020).

Baca juga: Rumah di Makassar Dibobol Maling saat Penghuninya Jalani Karantina

Sudarsono punya alasan menyiapkan rumah karantina di dekat makam. Selain terkesan menakutkan, lanjut Sudarsono, tujuannya warga Kacangan yang masih di perantauan tidak mudik.

"Kenapa dekat masjid dan makam. Karena corona ini kan jalan tercepat menuju kematian. Makanya kita selalu mendekatkan diri dengan Allah otomatis sering di masjid. Tapi sisi lain di sini (makam) dekat dengan kematian. Jadi, kita semua harus menjaga," terang dia.

Rumah karantina ini dapat menampung hingga dua keluarga. Rumah ini berukuran 6 x 8 meter persegi dengan dilengkapi dapur yang cukup luas dan cukup nyaman.

Sudarsono menyebut ada dua bangunan yang disiapkan sebagai lokasi karantina bagi pemudik bandel. Bangunan ini semuanya dalam kondisi siap dan dapat digunakan sewaktu-waktu.

"Kalau ada pemudik yang sudah diingatkan satu, dua dan tiga kali tidak tertib isolasi mandiri di rumah, ya harus isolasi mandiri di rimah karantina itu (dekat makam)," ujarnya.

Selama isolasi mandiri di rumah karantina, kata Sudarsono semua kebutuhan ditanggung oleh pemerintah desa. Mulai dari kebutuhan makan hingga kebutuhan pokok lainnya.

Baca juga: Warga Kulon Progo yang Mudik Dikarantina dalam Warung Kosong Pinggir Pantai

Sudarsono mengungkapkan, ada beberapa tahapan yang wajib diisi oleh warga Kacangan yang masih nekat mudik. Tahapannya adalah mengisi data kesanggupan mereka melaksanakan isolasi mandiri di rumah.

Data tersebut ditandatangi oleh pemudik bersangkutan, nama terang, alamat domisili, nomor kartu tanda penduduk (KTP) dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

"Biar kami bisa memantau kondisi mereka setiap hari selama isolasi mandiri di rumah selama 14 hari," ungkap Sudarsono.

Menurut Sudarsono, jumlah pemudik Desa Kecangan sampai saat ini ada sekitar 204 orang. Mereka ada yang pulang kerja dari Jepang dan Italia.

"Kita memperhatikan perhatian khusus kepada pemudik yang berasal dari jauh. Karena itu termasuk di klaster tiga. Begitu mereka pulang langsung kita laporkan ke Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Boyolali," kata Sudarsono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com