YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul Bahron Rasyid menuturkan, program belajar dari rumah di tengah pandemi Covid-19 tak begitu efektif.
Sebab, banyak ditemukan siswa tak memiliki gawai di wilayah Semin dan Ngawen.
Terlebih, kata dia, siswa diharuskan mengakses pelajaran melalui daring.
"Laporan yang masuk lima guru setiap hari memantau keseharian siswa selain mengecek terkait sekolah, tetapi terkait kesehatan para siswa," kata Kepala Disdikpora Gunungkidul, Bahron Rasyid saat dihubungi melalui telepon Rabu (6/5/2020).
Baca juga: Siswa di Gunungkidul Harus Naik Turun Gunung agar Bisa Belajar Online
Kondisi demikian, menyebabkan guru mendatangi para siswa di kedua wilayah tersebut untuk memberikan pelajaran.
"Di Gunungkidul memiliki kendala jaringan, dan ketersediaan perangkat seperti telepon genggam, laptop. Karena itu, belajar di rumah bisa menggunakan daring maupun non daring," ucap Bahron.
Diberitakan sebelumnya, sejak virus corona mewabah, seluruh siswa di Indonesia sudah diminta belajar dari rumah.
Proses belajar mengajar dilakukan secara daring.
Bagi pelajar yang tinggal di daerah dengan sinyal internet memadai, tidak perlu risau.
Baca juga: Sulit Sinyal, Siswa di Gunungkidul Rela Naik Turun Gunung untuk Kerjakan Tugas, Begini Kondisinya
Mereka bisa belajar dengan tenang di rumah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.