Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didatangi PMI Solo, Keluarga dengan Balita yang Tinggal di Becak Enggan Pindah

Kompas.com - 06/05/2020, 22:04 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Palang Merah Indonesia (PMI) Solo, Jawa Tengah langsung bergerak cepat menemui keluarga Dul Rohmat (30) yang setiap hari tidur di becak.

"Kami langsung kirim petugas dompet kemanusiaan PMI ke sana untuk menemui keluarganya Pak Dul Rohmat yang tidur di becak," kata CEO PMI Solo, Sumartono Hadinoto saat dihubungi Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/5/2020).

Dul yang bekerja sebagai buruh bangunan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di tempatnya bekerja akibat dampak virus corona.

Baca juga: Kisah Pilu Keluarga dengan Balita di Solo Tinggal di Becak, Bapak di-PHK karena Corona

Selama ini, warga Desa Asemrudung, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan tersebut tinggal di indekos kawasan Jagalan, Solo.

Karena tidak bisa membayar uang sewa indekos setiap bulannya, mereka memutuskan hidup menggelandang dan tidur di becak yang mereka sewa setiap hari sebesar Rp 5.000.

"Kita kasihan sama anaknya yang masih kecil. Mereka kita tawari tinggal di Griya PMI atau diantarkan pulang ke rumahnya di Purwodadi. Tapi tidak mau," terang Sumartono.

Mereka tidak mau tinggal di Griya PMI dan dipulangkan ke kampung halaman di Purwodadi karena sudah merasa nyaman tidur di becak. PMI pun akhirnya melaporkan ke Dinsos.

"Sudah disampaikan ke Dinsos. Karena kami (PMI) merasakan kasihan anaknya kalau di becak terus," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Dul Rohmat (30) beserta istri, Fatimah (33) dan anaknya yang masih berusia 13 bulan bernama Dafa harus tidur di becak setiap hari.

Warga asal Desa Asemrudung, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah tersebut sudah sekitar satu bulan tinggal dan tidur di becak.

Saat ditemui oleh Kompas.com, keluarga Dul sedang berada di depan kantor DPRD Solo. Mereka sedang menunggu para dermawan memberikan nasi takjil untuk buka puasa.

"Alhamdulillah, ada yang ngasih (makan). Entah dari mana tahu-tahu datang ngasih makan. Kaya ini tadi tahu-tahu ada yang ngasih," kata istri Dul, Fatimah di Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/5/2020).

Baca juga: Kisah Nenek Mariyam Pungut Sisa Padi Demi Bertahan Hidup di Gubuk Reyot

Perempuan yang akrab disapa Imah mengatakan, alasan jauh-jauh dari Purwodadi ke Solo untuk mencari pekerjaan. Dia berharap dengan merantau ke Solo bisa merubah keluarga.

"Di sana tidak ada pekerjaan. Karena tempatnya pelosok untuk cari uang tidak bisa. Bisanya di sawah. Kalau tidak panen ya tidak bisa dapat penghasilan," kata dia.

Dul dan keluarga kemudian memutuskan merantau ke Solo. Selain mengajak anak dan istrinya, Dul juga mengajak adiknya bernama Listiyowati (22).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com