Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa di Gunungkidul Harus Naik Turun Gunung agar Bisa Belajar Online

Kompas.com - 06/05/2020, 08:23 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Sejak virus corona mewabah, seluruh siswa di Indonesia sudah diminta belajar dari rumah. Proses belajar mengajar dilakukan secara daring.

Bagi pelajar yang tinggal di daerah dengan sinyal internet memadai, tidak perlu risau. Mereka bisa belajar dengan tenang di rumah.

Namun puluhan anak di Dusun Petir B, Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, harus berjuang untuk bisa belajar dari gawai mereka.

Baca juga: Banyu Langit, Karya Abadi Didi Kempot untuk Gunungkidul

Setiap ada tugas, puluhan anak harus menyusuri jalan setapak ke atas bukit untuk mendapatkan sinyal yang bagus agar bisa tetap belajar.

"Siswa harus naik bukit yang tinggi agar memperoleh sinyal,” kata Kepala Desa Petir, Sarju, saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon Selasa (5/5/2020).

Sarju mengatakan, hingga kini belum semua penyedia jasa seluler punya sinyal di desanya.

Baca juga: Seminggu, Sudah Ratusan Pemudik Diminta Putar Balik Sebelum Masuk Gunungkidul

Selain itu, wilayah Desa Petir yang banyak perbukitan karst diduga membuat ada beberapa blank spot sinyal.

Salah satu wilayah dalam Desa Petir yang minim sinyal adalah Dusun Petir B.

Bahkan, akibat buruknya sinyal selular, sejumlah wartawan kesulitan saat hendak menghubungi Kepala Dusun Petir B, Warisna, lewat telepon atau pesan singkat.

 

Akibatnya ada 21 siswa SD hingga SMA yang mendaki Gunung Temulawak setiap kali harus mengirimkan tugas ke gurunya.

"Anak-anak menaiki Gunung Temulawak yang cukup tinggi. Terletak di sebelah selatan Dusun," kata Warisna, saat dihubungi.

Warisna mengatakan, salah satu siswa yang naik turun gunung untuk mengirimkan tugas adalah anaknya yang masih duduk di bangku SMP, Alodia Daffa Sinanta.

Alodia harus menempuh berjalan kaki selama 20 menit untuk sampai di kaki bukit.

Baca juga: Warga Gunungkidul Hidupkan Lumbung Desa untuk Bantu Masyarakat Terdampak Corona

Kemudian, setelah beberapa temannya kumpul, mereka bersama menaiki bukit. Kondisi ini sudah dilakukannya selama lebih dari satu bulan.

"Ya capek, karena harus membawa buku banyak terus naik gunung. Apalagi saat puasa seperti saat ini," ucap Alodia.

Meski demikian, Alodia bisa maklum dengan kondisi ini. Dia tidak mempermasalahkan kebijakan pemerintah yang meminta para siswa belajar di rumah hingga wabah virus corona berakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com