Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Solo Siapkan Rp 4,3 Triliun untuk Kebutuhan Ramadhan dan Lebaran 2020

Kompas.com - 05/05/2020, 20:47 WIB
Labib Zamani,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, Jawa Tengah, menyiapkan kebutuhan uang tunai bagi masyarakat periode Ramadhan dan Lebaran 2020 sebesar Rp 4,3 triliun.

"Angka ini meningkat lima persen dari tahun 2019 Rp 4,1 triliun," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Bambang Pramono kepada wartawan, Selasa (5/5/2020).

Bambang mengatakan, telah berkoordinasi dengan perbankan, Perbarindo, Asbisindo, Pegadaian dan Pos Indonesia, agar memberikan layanan penukaran kepada masyarakat.

"Mempertimbangkan kondisi pandemi Covid-19 maka layanan kas keliling dan penukaran uang di ruang publik bersama perbankan ditiadakan," terang dia.

Baca juga: BI Purwokerto Tiadakan Layanan Penukaran Uang Keliling

Namun, layanan penukaran uang kepada masyarakat tetap dilakukan oleh perbankan di wilayah Solo Raya termasuk BPR dan BPRS serta Pengadaian dan Pos Indonesia.

Pihaknya juga meminta kepada perbankan agar memberikan layanan dengan menegakkan protokol pencegahan Covid-19 yang diberlakukan oleh pemerintah setempat.

"Kami meminta perbankan dalam melayani penukaran uang menggunakan masker, pemindaian suhu tubuh, dan penerapan physical distancing," jelas Bambang.

Dia mengatakan, ada 175 titik loket layanan penukaran/penarikan uang pecahan kecil yang tersebar di bank umum, BPR, BPRS, Pegadaian dan Pos Indonesia di wilayah Solo Raya. Layanan ini dimulai Senin (4/5/2020) hingga Jumat (22/5/2020).

Baca juga: Jelang Nataru, Rest Area di 3 Ruas Tol di Jatim Sediakan Gerai Penukaran Uang

Masyarakat dapat menukarkan seluruh pecahan sesuai dengan kebutuhannya baik dalam pecahan yang sama maupun pecahan lainnya.

"Pada prinsipnya kami tidak melakukan pembatasan jumlah penukaran, namun dalam pelaksanaannya perlu diatur agar terdapat pemerataan bagi masyarakat yang membutuhkan uang tunai," tandas dia.

Karena itu, dia mengimbau, masyarakat tak melalui jasa penukaran uang tidak resmi.

"Ada beberapa risiko tidak ada jaminan ketepatan jumlah uang yang ditukar, kemungkinan menerima uang palsu, dan adanya pungutan biaya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com