Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Masuk PKH, Warga: Pak Lurah, Saya Minta Disemprot Miskin

Kompas.com - 05/05/2020, 15:20 WIB
Ari Widodo,
Khairina

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - "Pak Lurah, saya minta disemprot miskin," kata seorang lelaki berusia 40-an tahun.

Dia mendadak menyerobot ke kerumunan aparat Pemerintah Desa Kunir, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (5/5/2020).

Pria berinisial N itu mengeluh di hadapan M Romli, sang kepala desa yang tengah memimpin pengecapan tanda PKH di rumah-rumah yang terdata sebagai keluarga miskin.

Baca juga: Kisah Nenek Mariyam Pungut Sisa Padi Demi Bertahan Hidup di Gubuk Reyot

M Romli menenangkan N dan mengatakan bahwa rumahnya sudah bagus dan punya penghasilan, jadi tidak masuk kategori miskin.

"Rumah depan memang bagus, Pak, tapi bagian belakang kan rusak. Ya disemprot yang belakang saja. Iri Pak, mosok orang kaya malah dapat bantuan, yang biasa-biasa enggak dapat," N bersikukuh.

Aksi labeling keluarga miskin oleh Pemdes Kunir sebelumnya viral hingga di akun Instagram Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Bantuan PKH untuk warga miskin di Desa Kunir dinilai tidak tepat sasaran. Banyak yang tak masuk kriteria sebagai keluarga kekurangan.

Kompas.com yang mengikuti aksi labeling oleh para perangkat desa menyaksikan beberapa rumah permanen berlantai keramik turut serta ditandai.

Hal yang lebih membuat terhenyak adalah penerima PKH memiliki mobil dan berdasarkan keterangan aparat desa, yang bersangkutan memiliki lahan pertanian yang cukup untuk hidup.

"Sejauh ini, yang tidak mau menerima PKH karena merasa sudah mampu hanya satu orang. Lainnya tetap menerima meski tak sesuai dengan kondisinya yang sudah mampu," ujar M Romli.

Kades dan jajarannya juga menyambangi warga yang betul-betul membutuhkan uluran tangan untuk menyambung hidup, tetapi tak terdata dalam program PKH.

Baca juga: Sejumlah Rumah Mewah di Brebes Dilabeli Keluarga Miskin Penerima PKH

Sebut saja Mbah Lasmi (65), warga lansia pemilik gubuk reyot yang sudah tak layak huni ini tak muncul namanya dalam daftar.

Ia tinggal seorang diri tanpa penghasilan pasti, sedangkan tetangga di samping kanan kiri secara rutin mendapat jatah dana untuk kesejahteraannya.

Namun, Mbah Lasmi mengaku tak iri karena baginya rezeki datang dari mana saja.

"Sing penting sehat. Kula boten iri. Kersane rejeki Kula saking pundi pundi. Allah paring gampil. (Yang penting sehat. Saya tidak iri. Supaya rezeki saya dari mana-mana. Allah yang mempermudah)," ucap Mbah Lasmi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com