Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dideportasi, Bule Rusia yang Ngamen di Lombok Jual Motor Seharga Rp 2 Juta

Kompas.com - 05/05/2020, 04:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Keluarga asal Rusia yakni Mikhail Bondarek (29), Ekaterina (28) dan anak balitanya S (2) akhirnya dideportasi pada Minggu (3/5/2020) pagi.

Sebelum kembali ke Rusia, Mikhail memutuskan menjual motor yang ia gunakan berkeliling Indonesia.

Motor itu dititipkannya pada salah satu rekannya di Lombok.

"Saya menjualnya seharga Rp 2 juta. Kalau laku di Lombok, kawan saya yang menjualnya akan mengirimkan uangnya kepada kami, semoga dia beruntung," kata Mikhail.

Baca juga: Tak Punya Uang, Bule Rusia Ngamen Bawa Bayi, Sebut Muslim di Lombok Membantu dan Sangat Baik

Salah satu ciri khas

Pasangan WNA Rusia Mikhail Bondarek (29) dan Ekaterina (29) menunjukkan repro lukisan Ekaterina di Rusia yang mengunakan Kanvas dan acrilic. Termaauk puluhan lukisannya kecilnya di kertas. Ekaterina adalah perupa dati Rusia.FITRI R Pasangan WNA Rusia Mikhail Bondarek (29) dan Ekaterina (29) menunjukkan repro lukisan Ekaterina di Rusia yang mengunakan Kanvas dan acrilic. Termaauk puluhan lukisannya kecilnya di kertas. Ekaterina adalah perupa dati Rusia.
Keluarga asal Rusia itu memang diketahui kerap berkeliling ke sejumlah negara, seperti Korea, Vietnam dan lain sebagainya.

Beberapa jalanan negara mereka jelajahi untuk bermain musik.

Mikhail selalu menggunakan alat musik akordeonnya.

Ciri lain dari postingan di media sosialnya, pasangan ini kerap menggunakan sepeda motor yang dibeli ketika singgah di sebuah negara.

Mereka juga kerap tak mengenakan alas kaki ketika bermusik.

Baca juga: Mengenal Pasangan Bule Rusia yang Ngamen Bawa Bayi di Lombok, Mengaku Seniman hingga Tak Gunakan Alas Kaki

 

Mikhail atau Bandorak, bersama istri dan anaknya kembali ke Kantor Imigrasi Mataram, Nusa Tenggara Barat, sambil menunggu jadwal keberangkatan ke Bali dan langsung dideportasi ke Rusia.FITRI R Mikhail atau Bandorak, bersama istri dan anaknya kembali ke Kantor Imigrasi Mataram, Nusa Tenggara Barat, sambil menunggu jadwal keberangkatan ke Bali dan langsung dideportasi ke Rusia.
Ngamen di Lombok

Mikhail sebelumnya bercerita, mereka sempat bepergian ke Malaysia. Baru kemudian melanjutkan perjalanan ke Bali.

Dalam masa itu, Rusia kemudian memberlakukan lockdown, begitu juga dengan Malaysia.

Lantaran keuangan semakin menipis, mereka memutuskan mengamen untuk bertahan hidup.

"Saya main musik di Bali, tapi polisi melarang kami, padahal itu untuk membeli makanan dan biaya hidup. Kami punya uang hanya untuk satu bulan kami tinggal di Bali. Kemudian kami ke Lombok mencari peluang ngamen, tapi di sini juga sama pintu ditutup," kata dia.

Baca juga: Keluarga Asal Rusia yang Ngamen di Lombok Telah Dideportasi

Diamankan di imigrasi dan dideportasi

inilah  keluarga  WNA Rusia, Mikhail (29), bersama istrinya Ekaterina (28) dan balita mereka, Serafima, (2) keluarga ini  mendadak viral karena mengamen di sejumlah pasar tradisional di Lombok. ekaterina masih kini berada di kantor Imigrasi Mataram sambil menunggu keberangkatan ke Bali dan langsung dideportasi ke Rusia.FITRI R inilah keluarga WNA Rusia, Mikhail (29), bersama istrinya Ekaterina (28) dan balita mereka, Serafima, (2) keluarga ini mendadak viral karena mengamen di sejumlah pasar tradisional di Lombok. ekaterina masih kini berada di kantor Imigrasi Mataram sambil menunggu keberangkatan ke Bali dan langsung dideportasi ke Rusia.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPA Mataram Syahrifullah menjelaskan, mereka diamankan di kantor imigrasi setelah video mengamen tersebut viral di media sosial.

Mereka mengaku mengamen untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah pandemi Covid-19.

Petugas imigrasi memeriksa kelengkapan dokumen dan menyatakan tak ada masalah terkait waktu izin tinggal mereka.

Kesalahan mereka yakni mengamen untuk mencari uang.

"Karena saat ini tengah terjadi musibah Covid-19, maka kami memberi kelonggaran. Jika tak ada Covid-19, saya pasti akan tindak tegas. Mereka hanya boleh berwisata di Lombok, bukan melakukan kerja atau aktivitas seperti mengamen atau mengemis," ujar Syahrifullah.

Keluarga itu akhirnya dideportasi melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Minggu (3/5/2020) pagi.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kompas TV Mataram Fitri Rachmawati | Editor: Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com