Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Perayaan Kelulusan Siswa SMA dengan Aksi Tak Senonoh

Kompas.com - 04/05/2020, 21:42 WIB
Idon Tanjung,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sejumlah siswa dan siswi SMA Negeri 1 Kunto Darussalam di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, merayakan kelulusan dengan corat-coret seragam dan aksi tak senonoh viral di media sosial, Senin (4/5/2020).

Ternyata sebelum hura-hura dan menunjukkan aksi tak senonoh, para pelajar tersebut sempat dibubarkan aparat kepolisian yang sedang patroli mencegah kerumunan orang antisipasi Covid-19.

"Begitu mereka mau konvoi di jalan raya di Kunto Darussalam, mereka langsung dibubarkan aparat kepolisian setempat," sebut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Kaharuddin saat diwawancarai Kompas.com di kantornya, Senin.

Baca juga: Fakta Siswa Siswi SMA di Riau Rayakan Kelulusan dengan Coret-coret, Viral di Medsos hingga Minta Maaf

Setelah dibubarkan polisi, siswa dan siswi itu bukannya pulang ke rumah masing-masing. Mereka justru mencari tempat untuk merayakan kelulusannya.

Di situlah mereka mencoret seragam sekolah dan hura-hura. Aksi mereka itu direkam dan diunggah ke akun Instagram salah satu siswi hingga beredar luas.

Dalam video yang beredar, terlihat salah seorang siswi mencoret roknya melambangkan kemaluan laki-laki. Selain itu, ada juga aksi pelukan antara siswa dan siswi.

"Sebenarnya seragam yang dipakai seorang siswi dalam foto itu bukanlah seragam sekolah yang sebenarnya. Kalau yang aslinya roknya dalam sampai mata kaki dan baju lengan panjang," kata Kaharuddin.

Kaharuddin menyebut aksi tak senonoh sejumlah siswa dan siswi SMA Negeri 1 Kunto Darussalam itu cukup mencoreng dunia pendidikan di Riau. 

Apalagi, aksi itu dilakukan pelajar sehari setelah peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2020 kemarin. 

"Pengumuman Sabtu (2/5/2020) malam. Sedangkan perayaan kelulusan dilakukan siswa keesokan harinya, Minggu (3/5/2020). Pengumuman kelulusan sengaja dibuat malam hari supaya tidak ada perayaan dari siswa," ucap Kaharudin.

Dia sangat menyayangkan aksi siswa dan siswi tersebut. Terlebih saat ini dalam kondisi wabah virus corona dan juga bulan ramadhan.

Menurut Kaharudin, aksi pelajar tersebut tidaklah etis dan melanggar tradisi Negeri Seribu Suluk tersebut.

"Orangtua mereka juga sedikit lalai mengawasi. Mestinya kan bisa ditanya tujuan anak mau ke mana pakai seragam sekolah. Dan, ini juga kelalaian semua pihak. Sehingga, kami mengimbau hal ini tidak terulang lagi," ucapnya.

Dia menambahkan, tidak ada sanksi dari pihak sekolah bagi siswa dan siswi tersebut, karena mereka sudah lulus.

"Sanksi secara aturan sekolah mungkin tidak ada, karena anak-anak sudah dinyatakan lulus. Di samping itu, mereka juga sudah menyampaikan permohonan maaf melalui media sosialnya," pungkas Kaharuddin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com