Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan PSBB Surabaya, 290 Masjid dan Mushala Masih Gelar Tarawih, Mobilitas Warga Berkurang

Kompas.com - 04/05/2020, 20:17 WIB
Ghinan Salman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Memasuki hari ketujuh pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan sejumlah evaluasi.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, selama sepekan pelaksanaan PSBB, terdapat beberapaa bidang yang sudah berjalan sesuai harapan.

Namun, ada pula catatan yang masih terus dan perlu dievaluasi.

Baca juga: Khawatir Tetangga Tak Makan, Warga Surabaya Gantung Sembako di Dinding, Siapa Pun Boleh Ambil

Eddy menyebutkan, salah satu bidang yang sudah berjalan adalah bidang pendidikan.

Di lembaga pendidikan sudah tidak ada lagi aktivitas, baik di swasta ataupun di sekolah negeri. Termasuk lembaga pendidikan lainnya.

Selain itu, bidang kegiatan sosial budaya seperti pesta pernikahan, pesta khitanan, dan beberapa acara lainnya relatif nihil dan sudah sesuai aturan Perwali nomor 16 tahun 2020.  

"Kemudian yang relatif berjalan juga aktivitas di taman-taman, karena kita sudah satu bulan setengah atau bahkan lebih melakukan penutupan semua taman di Kota Surabaya. Kebetulan di PSBB juga ada pembatasan aktivitas di taman, sehingga sekarang sudah tidak ada lagi aktivitas di taman-taman," ujar Eddy saat dihubungi, Senin (4/5/2020).

Baca juga: Rumah Sakit Rujukan Pasien Covid-19 di Surabaya Raya Kelebihan Kapasitas

Sementara yang menjadi perhatian dan terus dievaluasi adalah bidang rumah ibadah atau keagamaan.

Berdasarkan evaluasi dengan Kemenag, Minggu (3/5/2020), dari 2.504 masjid dan mushala yang ada di Surabaya, masih ada 290 masjid atau mushala yang melaksanakan tarawih dan sekitar 96 masjid yang masih menggelar shalat Jumat.

"Makanya, ini terus kita imbau supaya mereka bisa mentaati semua peraturan yang ada di saat PSBB," kata dia.

Selain itu, masih juga ditemukan banyak pelanggaran dalam bidang perkantoran, perdagangan, dan toko-toko yang tidak termasuk pengecualian dalam perwali.

Misalnya, beberapa warga masih memilih makan di warung, ada pula yang sahur bersama.

Padahal tidak sekali satgas melakukan sosialisasi terkait membungkus makanan yang dibeli dan dimakan di rumah.

"Makanya kawan-kawan Satpol PP melakukan tindakan tegas.  Kami hentikan kegiatan sahurnya dengan menyuruh pengunjung keluar. Lalu kursinya kita letakkan di atas meja, karena yang boleh hanya take away," ujar dia.

Kemudian untuk toko yang tidak sesuai dengan aturan PSBB, Eddy memastikan bakal diberi peringatan secara tertulis dan di lokasi itu langsung disemprot disinfektan.

Tak sedikit pula warga, khususnya ada di pasar masih melanggar aturan.

Seperti tidak menerapkan physical distancing dan tidak mengenakan masker.

Petugas dari Dinas Ketenagakerjaaan (Disnaker) Kota Surabaya juga turut berkeliling melakukan operasi di setiap kantor untuk menyesuaikan dengan peraturan PSBB yang berlaku.

Adapun untuk bidang transportasi dan mobilitas penduduk terpantau mengalami pengurangan.

"Kalau pagi memang sudah berkurang, kecuali orang yang pergi kantor yang kantornya masih buka. Tapi setelah jam 08.00-16.00 WIB cenderung lebih sepi. Lalu jam 16.00 sore cenderung ramai kembali karena mungkin mendekati buka puasa. Namun, mereka banyak yang belum memakai masker juga," kata dia.

Menurut Eddy, kunci keberhasilan dari PSBB ini adalah kepatuhan masyarakat terhadap Perwali nomor 16 tahun 2020 tentang pedoman PSBB.

Namun, dalam implementasinya masih banyak ditemui sejumlah pelanggaran.

"Jadi sampai hari ketujuh ini masih ada pelanggaran-pelanggaran dalam PSBB. Ini menjadi bagian dari evaluasi kita supaya masyarakat lebih patuh," kata dia.

Upaya untuk membuat masyarakat patuh terhadap aturan PSBB, yaitu dengan memindahkan satgas yang sudah berjalan sesuai peraturan ke satgas lainnya yang masih terus dievaluasi.

Seperti satgas di bidang keagamaan dan bidang-bidang lainnya yang perlu terus dioptimalkan.

"Harapannya tentu PSBB ini bisa diterapkan dan dipatuhi bersama di berbagai bidang," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com