Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Kelebihan Kapasitas, Ini Penjelasan Pemkot Surabaya

Kompas.com - 04/05/2020, 19:36 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Ruang isolasi untuk perawatan pasien virus corona baru atau Covid-19 di seluruh rumah sakit rujukan di Surabaya kelebihan kapasitas.

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, M Fikser mengatakan, jumlah pasien kasus terkait Covid-19 yang ada di rumah sakit mencapai 798 orang.

Menurutnya, ruangan isolasi tak hanya digunakan menampung pasien positif Covid-19 di Surabaya.

Ruang isolasi, kata dia, juga menampung pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP), untuk mencegah penularan virus corona.

Baca juga: Khawatir Tetangga Tak Makan, Warga Surabaya Gantung Sembako di Dinding, Siapa Pun Boleh Ambil

Sedangkan kapasitas ruang isolasi di seluruh rumah sakit di Surabaya sebanyak 403 tempat tidur.

"Karena ruang isolasi itu tak hanya digunakan untuk merawat pasien confirm Covid-19, tapi juga ODP dan PDP juga harus dimasukkan ke dalam ruang isolasi. Sehingga dari jumlah 798 pasien yang dirawat, terjadi kelebihan kapasitas atau overload 395," ujar Fikser di Balai Kota Surabaya, Senin (4/5/2020).

Meski begitu, Fikser memastikan Pemkot Surabaya tetap berusaha maksimal menambah jumlah tempat tidur di ruang isolasi. Khususnya, pada rumah sakit milik Pemerintah Kota Surabaya.

Selain itu, rumah sakit milik swasta juga menambah jumlah tempat tidur di ruang isolasi.

“RSUD dr. Soewandhie dan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) masih dalam proses renovasi pengembangan, begitu juga di rumah sakit (swasta) yang lain," ujar dia.

Fikser menjelaskan, jumlah tempat tidur di RSUD dr Soewandhie sebanyak 22 buah. Rencananya, jumlah tempat tidur di ruang isolasi akan ditambah 20 buah.

 

 

Sehingga, terdapat 42 tempat tidur di RSUD dr Soewandhie.

"Sedangkan di RSUD BDH Surabaya, kapasitas tempat tidur di ruang isolasi ada 20 buah. Rencana kita tambah 30 buah, jadi nanti jumlahnya sekitar 50 buah," kata dia.

Menurut Fikser, karena Covid-19 merupakan virus yang tergolong berbahaya, pasien harus ditempatkan di ruang isolasi khusus.

Hal ini bertujuan untuk melindungi tenaga kesehatan dari penularan virus tersebut.

"Karena jika pasien tidak ditaruh di ruang isolasi bisa berbahaya, kasihan juga tenaga kesehatannya. Karena mereka bisa merawat di situ berjam-jam, meskipun menggunakan APD lengkap," ujar dia.

Baca juga: Demi Mudik ke Lampung, Pasutri Bayar Rp 2 Juta untuk Sembunyikan Mobil di Truk

Apalagi, kata dia, sekarang ini tidak hanya rumah sakit rujukan di Surabaya yang melakukan perawatan kasus Covid-19.

Ia menyebut, semua rumah sakit yang memiliki ruang isolasi juga menangani pasien terkait Covid-19, baik itu pasien positif, ODP, dan PDP.

Setidaknya ada 54 rumah sakit di Surabaya yang menangani pasien terkait Covid-19.

"Karena semua rumah sakit sekarang tidak bisa lagi tidak merawat, karena memang sudah tidak cukup (kapasitasnya). Karena persyaratannya itu harus punya ruang isolasi," ujar dia.

Pemkot Surabaya tak cuma mengembangkan ruang isolasi di sejumlah rumah sakit milik pelat merah.

 

 

Fasilitas karantina di hotel pun disediakan untuk ODP dan orang tanpa gejala (OTG) yang tak bisa melakukan karantina mandiri di rumah.

"Jadi kita sudah siapkan ada 265 kamar hotel untuk ruang isolasi. Untuk saat ini sudah ada 36 orang yang masuk (isolasi) ke hotel," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, rumah sakit rujukan pasien terkait virus corona baru atau Covid-19 di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, kelebihan kapasitas selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar dan Kalsel 4 Mei 2020

Berdasarkan data Tim Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur, saat ini terdapat 798 pasien terkait kasus corona di Surabaya. Sementara kapasitas rumah sakit rujukan sebanyak 403 tempat tidur.

Sehingga terdapat 395 pasien positif Covid-19 yang tidak tertampung di Surabaya.

"Mereka dipindah ke ruang non-isolasi dan rumah sakit non-rujukan," kata Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (3/5/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com