Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ATM Beras dan Gerebek Sahur, Bantu Warga Terdampak Corona Selama Ramadhan

Kompas.com - 04/05/2020, 18:53 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tajug Gede Cilodong Purwakarta mendirikan ATM beras untuk masyarakat. Pemberian bantuan beras untuk masyarakat sekitar dengan konsep mirip ATM itu mulai dilakukan sejak Senin (4/5/2020).

Ketua DKM Tajug Gede Cilodong Dedi Mulyadi mengatakan, ATM beras ini untuk tahap pertama menyasa 500 kepala keluarga yang tinggal di sekitar masjid.

Baca juga: Ramadhan, Wapres Ajak Umat Islam Berdoa Memohon RI Bebas Covid-19

 

Masing-masing keluarga mendapat jatah 15 kilogram beras per bulan. Mereka diberi kartu ATM untuk mengakses beras tersebut.

"Mereka diberi kartu ATM untuk mendapatkan beras gratis itu. Mereka tinggal masukkan kartu ATM di ATM, nanti berasnya keluar," kata Dedi kepada Kompas.com, Senin.

Ia mengatakan, kriteria penerima ATM beras adalah warga sekitar tajug dan belum mendapat bantuan dampak Covid-19 dari pemrintah.

Dedi yang juga anggota DPR RI ini berharap ATM beras ini bisa melayani 1.000 warga yang tinggal di sekitar Tajug Gede Cilodong. Setiap hari Mesin ATM beras ini melayani 50 KK.

Ia menyebutkan, beras itu merupakan hasil panen dari padi yang ditanam di sekitar Tajug Gede Cilodong.

"Jadi akan sangat indah jika warga di sekitar sini turut menikmati hasil panen padi yang ditanam di dekat rumah mereka," kata Dedi.

Gerebek sahur

Selain ATM beras, kegiatan sosial lainna selama Ramadhan di Purwakarta, Jawa Barat ini adalah gerebek sahur. Dedi mendatangi warga saat menjelang sahur.

Anggota DPR Dedi Mulyadi (kanan) mengunjungi warga saat menjelang sahur di Purwakarta. handout Anggota DPR Dedi Mulyadi (kanan) mengunjungi warga saat menjelang sahur di Purwakarta.

Dedi mengatakan, setiap menjelang sahur, ia keluar rumah untuk melihat kondisi makan sahur warga. Hal itu untuk memastikan apakah warga itu bisa makan sahur atau tidak. Kalaupun bisa makan, lauk pauknya dengan apa.

"Itu kami lakukan sejak awal Ramadhan," kata Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Senin (4/5/2020).

Dari kunjungan itu, lanjut Dedi, ia mendapat pengalaman bahwa rata-rata warga menjalankan ibadah puasa. Mereka secara umum memiliki beras, baik pemberian dari dermawan maupun dari bantuan pemerintah.

"Namun makannya hanya dengan nasi. Paling banter ya mi. Tapi itu kan bukan lauk," kata Dedi.

Dalam setiap kunjungan, Dedi mengatakan ia memberikan bantuan alakadarnya. Bantuan itu berupa modal usaha.

Baca juga: Pekan Depan, Purwakarta Terapkan PSBB di 6 Kecamatan

Misalnya jika ada warga yang senang beternak, maka ia berikan bantuan tiga ekor kambing yang dua di antaranya adalah betina.

"Kalau buruh tani, kami berikan rontog, alat untuk merontokkan padi, biar usaha mereka berkembang. Sebab, selama ini alat rontog itu hanya dimiliki pemilik sawah," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com