Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditolak Rumah Sakit, Seorang Kakek Reaktif Corona Meninggal di Angkot

Kompas.com - 03/05/2020, 16:43 WIB
Aam Aminullah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Seorang kakek tanpa identitas meninggal dunia di angkot jurusan Cicaheum-Cileunyi, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (2/5/2020) malam.

Diketahui, almarhum sering menumpang angkot jurusan Cicaheum-Cileunyi.

Korban awalnya mengalami lemas dan dibawa sopir angkot ke Rumah Sakit AMC tapi ditolak.

Kemudian, korban diantar ke Puskesmas Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Tapi, korban meninggal dunia dalam perjalanan menuju Puskesmas Jatinangor.

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumedang Herman Suryatman membenarkan adanya seorang tanpa identitas yang meninggal dunia tersebut.

Baca juga: Pemkab Sumedang Salurkan Bantuan Tunai JPS Covid-19, Berikut Jadwalnya

Herman menuturkan, karena alamat dan keluarganya tidak ditemukan, akhirnya almarhum dibawa ke RSUD Sumedang.

Jenazah almarhum yang tidak diketahui alamat dan keberadaan keluarganya ini akhirnya dipulasara dan dimakamkan oleh pihak RSUD Sumedang dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumedang.

Menurut keterangan sang sopir, nama panggilan kakek tersebut adalah Agus Bulaloa, tetapi yang bersangkutan tidak memiliki identitas yang jelas.

"Demi kemanusiaan, tadi malam kami telah memulasara dan memakamkan jenazah almarhum yang tidak beridentitas ini," ujar Herman kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Minggu (3/5/2020).

Herman menyebutkan, almarhum sebelumnya telah menjalani rapid test dengan hasil reaktif.

"Jadi artinya belum tentu positif corona, tapi dipulasara dan dimakamkan sesuai dengan protokol Covid-19. SOP-nya seperti itu," tutur Herman.

Herman mengatakan, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Puskesmas Jatinangor juga sudah melakukan rapid test kepada sopir angkot yang membawa almarhum.

"Hasilnya negatif," sebut Herman.

Herman menambahkan, kepada warga Sumedang tidak perlu cemas dan khawatir, apalagi sampai ketakutan.

Baca juga: Penjelasan Lengkap Bupati Sumedang soal Pembagian Bantuan Sosial

Selain belum tentu terpapar corona, semua tahapan dan ketentuan pemulasaraan maupun pemakamannya benar-benar dilakukan secara tertib, sehingga aman bagi warga Sumedang, di sekitar lokasi makam.

"Takut itu wajar agar selalu waspada. Yang tidak boleh itu ketakutan karena akan mengesampingkan logika. Kejadian ini di luar kehendak kita, sebagai manusia beriman dan berakal budi, kita harus mengurus jenazah sebagaimana mestinya. Ini tugas kemanusiaan. Kemuliaan kita sebagai mahkluk sosial ditentukan oleh empati dan kepedulian kita kepada sesama," kata Herman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com