Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Rusia, Bertahan Hidup dengan Bermain Musik di Indonesia di Tengah Pandemi Corona

Kompas.com - 03/05/2020, 08:28 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pasangan suami istri asal Rusia tiba-tiba menjadi perbincangan setelah videonya mengamaen dengan alat musik accordion di Pasar Tradisional Kebon Roek, Mataram, Nusa Tenggara Barat viral di media sosial.

Pasangan suami istri itu adalah Mikhail (29) dan Ekateria (28). Saat mengamen, sang istri menggendong bayinya bernama Serafima yang masih berusia 2 tahun.

Setelah video tersebut viral, petugas mencari pasangan suami istri tersebut dan membawa mereka ke kantor imigrasi.

Baca juga: Musisi Ini Ajak Suami Istri Asal Rusia yang Videonya Viral Ngamen Bawa Bayi Berduet

Suami istri tersebut kemudian mengendarai motor ke kantor Imigrasi, sedangkan petugas mengikuti dengan menaiki mobil.

Motor mereka telah dimodifikasi dan dipenuhi dengan pakaian, sayuran, dan kelapa muda.

Mereka berdua tak menggunakan alas kaki dan sang bayi berambut pirang tertidur di gendongan ibunya.

Saat tiba di kantor imigrasi, petugas langsung memeriksa kelengkapan dokumen keluarga asal Rusia tersebut.

Baca juga: Mengenal Pasangan Bule Rusia yang Ngamen Bawa Bayi di Lombok, Mengaku Seniman hingga Tak Gunakan Alas Kaki

Hasilnya dokumen mereka lengkap dan tak ada masalah dengan waktu izin tinggal mereka.

Kesalahan mereka adalah mengamen dan bermain musik untuk mencari uang.

Namun berdasarkan dokumen keimigrasian, batas waktu izin tinggal mereka hingga akhir April 2020.

Kepada petugas, mereka bercerita terpaksa mengamen untuk kebutuhan hidup di tengah pandemi Covid-19 karena tidak bisa kembali ke negaranya.

"Mereka mengemis, ngamen, dan dapat uang dari warga yang kasihan. Uangnya mereka pakai membeli kebutuhan makan. Kami dapat laporan dan langsung melacak keberadaan mereka," ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPA Mataram Syahrifullah saat ditemui Kompas.com di kantornya, Kamis (30/4/2020).

Baca juga: Mengenal Pasangan Bule Rusia yang Ngamen Bawa Bayi di Lombok, Mengaku Seniman hingga Tak Gunakan Alas Kaki

Bertahan dengan bermain bermusik di Indonesia

WNA Rusia, Ekaterina (28) dan anaknya tengah menikmati kelapa muda yang segar di kantor Imigrasi Kelas I TPA Mataram, Sabtu (2/5/2020).FITRI R WNA Rusia, Ekaterina (28) dan anaknya tengah menikmati kelapa muda yang segar di kantor Imigrasi Kelas I TPA Mataram, Sabtu (2/5/2020).
Sang kepala rumah tangga, Mikhail bercerita mereka sempat ke di Malayasia sebelum memutuskan terbang ke Indonesia.

Awalnya mereka hanya berencana dua hari di Indonesia dan kembali ke Rusia melalui Malaysia.

Namun karena Malaysia memberlakukan lockdown, mereka pun berencana pulang lewat Bali melalui NTB.

"Sebelumnya kami berada di Malaysia, kemudian kami terbang ke Indonesia. Rencananya, kami hanya dua hari berada di Indonesia dan akan kembali ke Malaysia. Tetapi, karena Malaysia lockdown, kami memutuskan ke Bali (lewat NTB)," ujar Mikhail dalam bahasa Inggris yang tidak begitu lancar.

Baca juga: Suami Istri Asal Rusia yang Videonya Viral Ngamen Bawa Bayi Segera Dideportasi

Namun karena biaya hidupnya semakin menipis, ia pun mengamen untuk membeli makanan.

Akhirnya, Mikhail dan istri memutuskan untuk mengamen, menerima pemberian orang yang menikmati musiknya untuk membeli makan

Mereka sempat mengamen di Bali tapi dilarang polisi hingga akhirnya mereka ke Lombok.

"Saya main musik di Bali, tapi polisi melarang kami, padahal itu untuk membeli makanan dan biaya hidup. Kami punya uang hanya untuk satu bulan kami tinggal di Bali. Kemudian kami ke Lombok mencari peluang ngamen, tapi di sini juga sama pintu ditutup," kata dia.

Baca juga: Tak Punya Uang, Bule Rusia Ngamen Bawa Bayi, Sebut Muslim di Lombok Membantu dan Sangat Baik

Mikhail bercerita sempat khawatir dengan kesehatan istri dan anaknya karena mereka harus berpinda-pindah di tengah pandemi corona.

Menurutnya, meski dilarang mengamen dan mendapatkan uang untuk bertahan hidup, warga di Indonesia membuatnya nyaman.

"Muslim di Lombok dan di Asia sangat baik dan respek dengan kami, sangat bersahabat, mereka Muslim yang hebat," katanya sambil tersenyum lebar.

Baca juga: Viral Video Pasangan Rusia Bawa Bayi Ngamen di Lombok, Diduga Ngamen Keliling Berbagai Negara

Dipulangkan ke negaranya

WNA Rusia bersama Anak dan Istrinya terpaksa harus dipulangkan ke Kantor Konsulat Rusia di Bali, karena kedapatan. mengamendan mencari nafkah di Lombok. Mereka tak bisa pulang ke negaranya karena Covid19.FITRI R WNA Rusia bersama Anak dan Istrinya terpaksa harus dipulangkan ke Kantor Konsulat Rusia di Bali, karena kedapatan. mengamendan mencari nafkah di Lombok. Mereka tak bisa pulang ke negaranya karena Covid19.
Di Mataram, Mikhail dan Ekateria serta anaknya Serafima, menjalani rapid test untuk mengetahui status kesehatannya dan hasil tesnya adalah non-reaktif.

Mereka kemudian menempati ruangan khusus di Kantor Imigrasi Mataram dan kebutuhan makanan mereka ditanggung oleh pihak imigrasi.

Mereka tidak ditempatkan di ruang tahanan dengan pertimbangan kemanusiaan karena ada balita.

"Kami tidak menahannya, mereka berada di ruangan yang baik, dilengkapi dengan tempat tidur yang nyaman dan kebutuhan makannya ditanggung Imigrasi Mataram. Kita tidak menempatkan mereka di ruang tahanan dengan pertimbangan kemanusiaan karena ada balita," ujar Syahrifullah.

Baca juga: Viral, Video Suami Istri Asal Rusia Bawa Bayi Ngamen di Pasar, Uang untuk Beli Makan

Rencananya mereka akan diserahkan ke Konsulat Rusia di Bali dan dizinkan mengendarai motor ke Bali dengan kapal laut di Pelabuhan Lembar.

Namun di hari keberangkatan, pihak konsulat meminta pihak imigrasi mengurungkan rencana tersebut. Mereka akan langsung dipulangkan ke Rusia tanpa perlu ke kantor konsulat.

Pada Minggu, 3 Mei 2020 pagi, mereka menyeberang ke Padang Baik Bali melalui Pelabuhan Lembar dan malam harinya langsung diterbangkan ke Rusia.

Menurut Syahrifullah, solusi ini jauh lebih baik karena selain cepat sampai, seluruh biaya penerbangan atau tiket pesawat ke Rusia ditanggung Konsulat Rusia.

Baca juga: Heboh Cerita WNA Berulah Saat Pandemi Corona, Ngamen di Pasar hingga Terjebak Lockdown

Mengamen di beberapa negara

WNA Rusia, Mikhail Bondarek (29) berkolaborasi dengan musisi tradisi Lombok, Nurkholis Sumardi (26) di Kantor Imigrasi Kelas I TPA Mataram, Sabtu (2/5) 2020) sebwlum dideportasi ke Rusia. Menurut rencana keluarga Rusia ini akan dideportasi Minggu malam melalui Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.FITRI R WNA Rusia, Mikhail Bondarek (29) berkolaborasi dengan musisi tradisi Lombok, Nurkholis Sumardi (26) di Kantor Imigrasi Kelas I TPA Mataram, Sabtu (2/5) 2020) sebwlum dideportasi ke Rusia. Menurut rencana keluarga Rusia ini akan dideportasi Minggu malam melalui Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.
Kepala Seksi Penindakan Kantor Imigrasi Mataram Reza Mulyawan mengatakan Mikhail dan istrinya adalah seniman musik yang sering berkeliling ke sejumlah negara.

"Tetapi kami tetap tidak mengizinkan dia dan keluarganya melakukan aktivitas mengamen di Lombok karena itu melanggar aturan izin tinggal. Mereka datang ke Indonesia dengan paspor wisata, bukan melakukan aktivitas atau pekerjaan mencari nafkah di sini," ujar Reza.

Sabtu (2/5/2020), sebelum mereka pulang ke Rusia, Nurkholis Simardi seorang musisi tradisional Lombok mengajak Mikhail berduet memainkan alat musik.

Baca juga: Bule di Bali Masih Nekat ke Pantai Meski Dilarang, Satpol PP: Kami Cuma Bisa Mengimbau

Nurkhalis memainkan alat musik gambus Lombok dan Mikhail memainkan akrkadeon.

Mereka kemudian memainkan lagu Pemban Selaparang dan Lagu Tegining Teganang. Mereka juga memainkan lagu cinta dari Rusia.

Saat sang suami memainkan alat musik, Ekaterina lansung menari bersama balitanya.

Ekaterina ternyata adalah seorang perupa, dia membawa ratusan repro lukisannya di Rusia yang mengunakan kanvas dan acrilic. Termasuk puluhan lukisannya kecilnya di kertas.

"Saya merasa di rumah, ini menyenangkan sekali," kata Ekaterina.

Baca juga: Lagi, Video Viral Sekelompok Bule di Bali Asyik Gelar Pesta di Tengah Pandemi Corona

"Kami sangat suka keterbukaan orang Asia, karena di Rusia tertutup. Di sini komunitas dan orang-orang sangat baik, mereka tinggal bersama keluarga, anak-anak bermain bersama dan saling mencintai. Di tengah matahari dan makanan yang sehat. Orang Asia sangat mudah tersenyum, kami ingin sekali kembali lagi melakukan perjalanan ke Asia jika nanti kami meninggalkan tempat ini," kata dia dengan tersenyum.

Sementara itu Mikhail bercerita jika pulang ke Rusia, mereka tidak tahu akan bekerja apa karena negaranya masih krisis.

"Jika kami kembali ke Rusia, tidak tahu mau melakukan apa, karena di Rusia masih krisis dan kami tidak punya pekerjaan. Saya akan mencari pekerjaan untuk makan keluarga saya. Satu bulan saya akan tinggal di rumah keluarga istri saya, tapi akan melakukan apa, saya tidak tahu karena di Rusia sekarang kita mau keluar dari rumah harus ada izin karena corona ini, " ujar Mikhail.

Baca juga: Polisi Sebut Pesta Viral Bule di Bali Merupakan Acara Ulang Tahun, Dihadiri 15 Orang

Mikhail atau Bandorak, bersama istri dan anaknya kembali ke Kantor Imigrasi Mataram, Nusa Tenggara Barat, sambil menunggu jadwal keberangkatan ke Bali dan langsung dideportasi ke Rusia.FITRI R Mikhail atau Bandorak, bersama istri dan anaknya kembali ke Kantor Imigrasi Mataram, Nusa Tenggara Barat, sambil menunggu jadwal keberangkatan ke Bali dan langsung dideportasi ke Rusia.
Pria 29 tahun itu bercerita tak mudah melakukan perjalanan bersama anak balitanya.

Di Malayasia, ia sempat bermasalah dengan kepolisian karena dianggak melakukan kekerasan terhadap anak balitanya.

"Saya melatih anak saya dan mengangkatnya, itu tradisi kami di Rusia. Saya menyadari kesalahan saya adalah menunjukkan cara itu di depan umum. Dan itu dibesar-besarkan oleh media tanpa bertanya kepada saya. Anak saya sehat tak ada masalah dengannya," kata Mikhail.

Baca juga: Ini Penjelasan Polisi soal Video Viral Bule di Bali Gelar Pesta Ulang Tahun di Tengah Wabah Covid-19

Berita itu muncul setelah sejumlah emdia mengutif AFP tentang WNA Rusia yang menganiaya anaknya di Malayasia.

Menurut Mikhail, saat itu tidak ada media yang bertanya langsung kepada dirinya.

"Saya sangat suka ada pertanyaan pada saya, itu akan memberikan penjelasan bagaimana kami yang sebenarnya," kata Mikhail.

Sementara itu dari penelusuran Kompas.com, Mikhail memiliki akun Facebook dengan nama Rodayan Bondaruk.

Baca juga: Fakta 47 WNA yang Mayoritas Guru di Pedalaman Tinggalkan Papua, Ini Alasannya

Di media sosialnya, terlihat video pria tersbeut bermain musik akordeon di jalanan di sejumlah negara seperti Korea, Vietnam, dan negara lainnya sejak 2018 hingga 2020.

Penampilan Mikhail tak jauh beda dengan kondisinya saat diamankan di Lombok yakni dengan pakaian sederhana dan bersama dengan sang istri, mereka sama-sama tidak menggunakan alasa lali.

Mereka juga terlihat menggunakan sepeda motor yang dibeli saat singgah ke negara yang dikunjungi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Fitri Rachmawati | Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com