Mereka sempat mengamen di Bali tapi dilarang polisi hingga akhirnya mereka ke Lombok.
"Saya main musik di Bali, tapi polisi melarang kami, padahal itu untuk membeli makanan dan biaya hidup. Kami punya uang hanya untuk satu bulan kami tinggal di Bali. Kemudian kami ke Lombok mencari peluang ngamen, tapi di sini juga sama pintu ditutup," kata dia.
Baca juga: Tak Punya Uang, Bule Rusia Ngamen Bawa Bayi, Sebut Muslim di Lombok Membantu dan Sangat Baik
Mikhail bercerita sempat khawatir dengan kesehatan istri dan anaknya karena mereka harus berpinda-pindah di tengah pandemi corona.
Menurutnya, meski dilarang mengamen dan mendapatkan uang untuk bertahan hidup, warga di Indonesia membuatnya nyaman.
"Muslim di Lombok dan di Asia sangat baik dan respek dengan kami, sangat bersahabat, mereka Muslim yang hebat," katanya sambil tersenyum lebar.
Baca juga: Viral Video Pasangan Rusia Bawa Bayi Ngamen di Lombok, Diduga Ngamen Keliling Berbagai Negara
Di Mataram, Mikhail dan Ekateria serta anaknya Serafima, menjalani rapid test untuk mengetahui status kesehatannya dan hasil tesnya adalah non-reaktif.
Mereka kemudian menempati ruangan khusus di Kantor Imigrasi Mataram dan kebutuhan makanan mereka ditanggung oleh pihak imigrasi.
Mereka tidak ditempatkan di ruang tahanan dengan pertimbangan kemanusiaan karena ada balita.
"Kami tidak menahannya, mereka berada di ruangan yang baik, dilengkapi dengan tempat tidur yang nyaman dan kebutuhan makannya ditanggung Imigrasi Mataram. Kita tidak menempatkan mereka di ruang tahanan dengan pertimbangan kemanusiaan karena ada balita," ujar Syahrifullah.
Baca juga: Viral, Video Suami Istri Asal Rusia Bawa Bayi Ngamen di Pasar, Uang untuk Beli Makan
Rencananya mereka akan diserahkan ke Konsulat Rusia di Bali dan dizinkan mengendarai motor ke Bali dengan kapal laut di Pelabuhan Lembar.
Namun di hari keberangkatan, pihak konsulat meminta pihak imigrasi mengurungkan rencana tersebut. Mereka akan langsung dipulangkan ke Rusia tanpa perlu ke kantor konsulat.
Pada Minggu, 3 Mei 2020 pagi, mereka menyeberang ke Padang Baik Bali melalui Pelabuhan Lembar dan malam harinya langsung diterbangkan ke Rusia.
Menurut Syahrifullah, solusi ini jauh lebih baik karena selain cepat sampai, seluruh biaya penerbangan atau tiket pesawat ke Rusia ditanggung Konsulat Rusia.
Baca juga: Heboh Cerita WNA Berulah Saat Pandemi Corona, Ngamen di Pasar hingga Terjebak Lockdown
"Tetapi kami tetap tidak mengizinkan dia dan keluarganya melakukan aktivitas mengamen di Lombok karena itu melanggar aturan izin tinggal. Mereka datang ke Indonesia dengan paspor wisata, bukan melakukan aktivitas atau pekerjaan mencari nafkah di sini," ujar Reza.
Sabtu (2/5/2020), sebelum mereka pulang ke Rusia, Nurkholis Simardi seorang musisi tradisional Lombok mengajak Mikhail berduet memainkan alat musik.
Baca juga: Bule di Bali Masih Nekat ke Pantai Meski Dilarang, Satpol PP: Kami Cuma Bisa Mengimbau
Nurkhalis memainkan alat musik gambus Lombok dan Mikhail memainkan akrkadeon.
Mereka kemudian memainkan lagu Pemban Selaparang dan Lagu Tegining Teganang. Mereka juga memainkan lagu cinta dari Rusia.