Tambal Ban untuk Tambal Biaya Kebutuhan
Sistem pendidikan nasional tak akan dapat berjalan tanpa peran serta guru, baik yang berstatus sebagai PNS maupun honorer.
Meskipun beban kerja keduanya sama, tapi kesenjangan gaji mereka bagai bumi dengan langit.
Karenanya, untuk memenuhi kebutuhan hidup, para guru honorer harus mencari penghasilan di luar mengajar.
Bambang (34), seorang guru honorer yang mengabdi di SD Palumbungan Kecamatan Karanganyar juga membuka usaha bengkel tambal ban di rumahnya.
Sejak 13 tahun lalu, Bambang melakoni keseharian sebagai guru olahraga.
Namun sampai hari ini, penghasilannya tak lebih dari separuh Upah Minimun Kabupaten (UMK) Purbalingga yang biasa diterima buruh pabrik setiap bulan.
“Dari gaji guru sebulan Rp 750.000, kalau dari bengkel ya tergantung ramai atau tidaknya, rata-rata ya Rp 50 ribu per hari,” katanya.
Awal membuka bengkel, Bambang sama sekali tidak memiliki keahlian menambal ban. Namun karena perut yang lapar, dia nekat saja untuk memulai usaha tersebut.
“Penghasilan guru kalau sudah PNS memang lumayan, tapi kalau yang honorer ya seperti ini, padahal sudah mengabdi belasan tahun,” katanya.