YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kasus positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga 1 Mei 2020 tercatat sebanyak 104.
Dari penyelidikan epidemiologi dan contact tracing terhadap kasus terkonfirmasi, PDP maupun ODP terdapat tiga klaster besar yang ada di DIY.
Hal itu disampaikan Riris Andono Ahmad, Koordinator Tim Respons Covid-19 UGM dalam jumpa pers di Kantor BPBD DIY, Jumat (01/05/2020).
"Dari kasus-kasus yang terkonfirmasi, kami juga melakukan contact tracing. Saat ini memang ada tiga klaster besar yang dominan di DIY," ujar Riris.
Baca juga: Pulang dari Zona Merah Virus Corona, Mahasiswa UGM Dikarantina di Asrama Haji Sleman
Ahli Epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menyampaikan masing-masing klaster tersebut terkait dengan kegiatan keagamaan. Dua klaster terkait dengan Jamaah Tabligh.
"Dua klaster Jamaah Tabligh terkait dengan klaster kegiatan Tabligh yang ada di Jakarta. Jadi satu klaster ada di Gunungkidul dan satu klaster lagi di Sleman," ungkapnya.
Di Kabupaten Gunungkidul, klasternya terdiri dari 18 kasus. Dari 18 kasus tersebut ada enam yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara lainya positif dari rapid tes dan satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) namun meninggal sebelum dites.
"Kasus ini bermula dari ketika satu orang jamaah pulang dari Jakarta, kemudian menularkan pada PDP. Kemudian PDP ini yang mempunyai banyak jejering dengan kasus yang lain," urainya.
Baca juga: Pemudik yang Akan Masuk Yogyakarta Diminta Putar Balik
Kemudian yang klaster Jamaah Tabligh di Kabupaten Sleman terdiri dari 24 kasus. Dari jumlah itu terkonfirmasi posistif Covid-19 sebanyak 17 kasus. Sebanyak 10 kasus positif rapid tes.
Kasus ini termasuk juga dengan jamaah asal India yang empat orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Klaster di Kabupaten Sleman tersebar terutama melalui kegiatan pertemuan di tempat peribadatan.
"Kasus di Sleman ini sudah kalau kita petakan sudah memasuki generasi ke tiga. Sedangkan yang di Gunungkidul sudah pencapai penularan generasi ke lima," katanya.
Baca juga: Daop 6 Yogyakarta Batalkan Sementara Seluruh Perjalanan KA Jarak Jauh hingga 30 April
Klaster terbesar ke tiga di DIY, merupakan klaster Jemaah GPIB di Kota Yogyakarta. Klaster ini berasal dari rombongan yang pulang dari pertemuan Sinode GPIB yang digelar di Kota Bogor pada bulan Maret.
"Kemudian ada tiga anggota dari jemaat geraja itu yang menjadi perwakilan. Kemudian ada kegiatan bersama-sama pergi ke Semarang," urainya.
Kemudian ketiganya pulang dan dilanjutkan pertemuan di Gereja GBIP Kota Yogyakarta. Pertemuan ini dihadiri baik jemaat dari Bantul, Kota Yogyakarta, dan Sleman.
"Dari kasus ini ada 17 kasus, dua kasus terkonfirmasi. Tiga kasus PDP, lainya positif rapid test," katasnya.
Doni panggilan Riris Andono Ahmad mengungkapkan tiga klaster besar ini mengingatkan adanya risiko besar terkait dengan kegiatan yang menyebabkan terjadinya kerumunan massa.
Melihat adanya bukti penyebaran kasus tersebut, maka masyarakat diminta untuk tetap menjaga social distancing dan untuk sementara menghindari kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kerumunan.
"Saat ini pihak dinas kesehatan dan juga puskemas masih aktif melakukan contact tracing terhadap ketiga klaster ini. Kemungkinan besar akan ada penambahan kasus terkait dengan penularan tiga klaster ini," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.