KOMPAS.com- Setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat, sejumlah daerah disebut-sebut menjadi episentrum baru kasus virus corona (Covid-19).
Juru bicara pemerintah khusus penanganan virus corona (Covid-19), Achmad Yurianto mengatakan daerah tersebut antara lain Makassar, Semarang dan Surabaya.
Dua daerah di antaranya sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yaitu Makassar dan Surabaya.
Untuk mencegahnya, Pemkot Makassar telah menerapkan PSBB dan diklaim sudah berdampak dalam penanganan corona.
"Laju pertumbuhan Covid-19 mengalami penurunan hingga 1 persen. Sebelum diterapkan PSBB, laju peningkatannya mencapai 2,5 persen,” kata Iqbal ketika dikonfirmasi, Kamis (30/4/2020).
Tingkat kepatuhan masyarakat menerapkan pembatasan sosial pun diklaim meningkat 80 persen.
Misalnya terkait salat berjemaah yang tadinya ada ratusan masjid yang tidak patuh, kini hanya ada puluhan.
“Kalau masjid dalam kompleks tidak masalah dan mudah dilakukan tracing jika ada suatu masalah. Yang berbahaya masjid pinggir jalan.
Karena tidak diketahui apakah dia sehat atau tidak, kemudian bergabung dengan jemaah yang sehat,” tandasnya.
Baca juga: Sederet Fakta Penting Jelang Penerapan PSBB Surabaya, Gresik dan Sidoarjo
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Naisyah Tun Azikin mengatakan kasus di daerahnya tinggi karena merupakan pintu gerbang di Indonesia Timur.
Yang awalnya hanya kasus impor, kini penularan Covid-19 sudah dalam fase transmisi lokal.
"Dari kasus yang ada yang kita lakukan tracing ternyata sudah ada penularan antar orang dengan orang Makassar sendiri," ujar Naisyah saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/4/2020).
Menurutnya, pemerintah telah berupaya membuat regulasi-regulasi.
Jika ingin corona segera berakhir, masyarakat harus patuh dengan aturan yang ada.
"Intinya ini akan menyulitkan kami kalau masyarakat sendiri yang tidak menaati aturan. Virus sangat mudah menular. Setiap hari masih terus terjadi kematian kalau tidak salah kemarin masih ada 4 yang positif ini yang harus disadari masyarakat. Ini yang perlu dipahami masyarakat," terang Naisyah.
Ada 16 posko yang dijaga tim gabungan untuk mengingatkan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan.
"Buat saya yang penting warga Semarang disiplin dalam SOP (standar operasional prosedur) protokol kesehatan dan jaga jarak. Maka kita akan terhindar dari Covid-19 yang berkepanjangan," kata Hendrar di Semarang, Kamis (30/4/2020).
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pemberlakuan PKM dilakukan agar masyarakat memiliki kesadaran diri untuk ikut mencegah penularan Covid-19.
Apabila kesadaran tidak terwujud dan jumlah kasus terus meningkat, bukan tidak mungkin Semarang menerapkan PSBB.
"Yuk tolong dong semua taat. Kalau sudah PSBB, semua pasti akan terasa sakitnya. Maka ayo jangan sampai kita menaikkan status menjadi PSBB dengan cara disiplin dan taat aturan," kata Ganjar di Semarang, Kamis (30/4/2020).
Surabaya
Sumber: Kompas.com (Penulis: Hendra Cipto, Himawan, Riska Farasonalia | Editor: Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.