Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikerjakan Selama 4 Tahun, Batik Mushaf Al Quran di Solo Selesai

Kompas.com - 01/05/2020, 14:46 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Salah satu produsen batik di Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah membuat batik mushaf Al Quran dengan menggunakan khat kudus.

Batik mushaf Al Quran 30 juz ini mulai dikerjakan mulai 2016.

Proses pengerjaan batik mushaf Al Quran ini memang cukup lama karena dibuat dengan metode batik tulis dan hanya dikerjakan oleh satu orang pembatik.

Baca juga: Mushaf Al Quran dengan Ornamen Khas Indonesia, Cendera Mata untuk Raja Salman

Pengerjaan batik mushaf Al Quran ini membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian. Termasuk dalam penulisan tajwid dan tahsin.

Batik ini dibuat menggunakan bahan kain sebanyak 500 meter. Setiap halaman berukuran 115 x 95 sentimeter.

Manajer Produksi Mushaf Al Quran Batik Mahkota Laweyan Solo, Muhammad Taufan Wicaksono mengatakan, karya itu dibuat untuk memberikan warna tersendiri dalam dunia perbatikan.

Baca juga: Cerita Pasien Sembuh Corona di Papua, Khatam Al Quran Selama Isolasi

"Sudah berabad-abad lamanya kita belum menemukan kitab suci (Al Quran) yang ditulis dalam bentuk motif batik," kata pria yang akrab disapa Taufan di Solo, Jawa Tengah, Jumat (1/5/2020).

"Terus kita menginisiasi (batik mushaf Alquran). Sudah dari tahun 2016 kita membuatnya dan tahun 2020 sudah kita selesaikan 30 juz," sambung dia.

Batik mushaf Alquran yang dibuat oleh Batik Mahkota Laweyan, Solo, Jawa Tengah.KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Batik mushaf Alquran yang dibuat oleh Batik Mahkota Laweyan, Solo, Jawa Tengah.

Rencananya, batik mushaf Al Quran itu akan dipamerkan dalam kegiatan Muktamar Muhammadiyah 2020. Namun, kegiatan itu tertunda karena pandemi wabah virus corona.

Taufan menyampaikan, membuat batik mushaf Al Quran ini tidak sama seperti membatik motif pada umumnya. Butuh ketelitian dalam penulisan tajwid dan tahsin.

Sehingga membutuh waktu empat hari untuk dapat menyelesaikan satu lembar halaman Al Quran. Mulai dari penulisan khat hingga motif batik yang mengelilingi.

Baca juga: Agar Tenang, Pasien Corona Ini Rajin Baca Al Quran Selama Isolasi hingga Dinyatakan Sembuh

Dia mengatakan, selain untuk koleksi pribadi, batik mushaf Al Quran diharapkan bisa menjadi edukasi atau pendidikan bagi masyarakat yang belum bisa membaca Al Quran dan menafsirkannya.

"Kita juga mempromosikan batik Al Quran ini untuk hiasan dinding, dan dekorasi rumah," ungkap dia.

Topan menuturkan, alasan hanya satu pembatik yang dipercaya untuk menyelesaikan batik mushaf Al Quran karena proses pembuatan batik ini butuh ketelitian.

"Makanya tidak kita serah terimakan ke yang lain. Hanya satu orang pembatik saja yang membuat ini. Jadi, spesial," tutur dia.

Batik mushaf Alquran yang dibuat oleh Batik Mahkota Laweyan, Solo, Jawa Tengah.KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Batik mushaf Alquran yang dibuat oleh Batik Mahkota Laweyan, Solo, Jawa Tengah.

Supaya mudah dibaca akhirnya membuat batik mushaf Al Quran dengan menggunakan khat kudus.

Pengrajin yang menuliskan kitab suci umat Islam dalam lembaran batik, Sarwono atau akrab dipanggil Nano mengaku, sudah lama menggeluti kerajinan membatik.

Namun, untuk menulis batik Al Quran baru ditekuni sekitar tiga tahun terakhir.

"Saya mulai membatik tahun 1980-an," katanya.

Dia mengatakan, alasan membuat batik mushaf Al Quran dengan menggunakan khat kudus agar mudah dibaca. Selain itu, cara penulisan huruf arabnya juga lebih mudah.

"Butuh waktu dua hari menyelesaikan satu lembar ayat Al Quran," kata Sarwono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com