Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Keluarga Jalani Karantina di Hutan karena Ditolak Warga, Kondisinya Bikin Prihatin

Kompas.com - 01/05/2020, 11:49 WIB
Junaedi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Satu keluarga yang terdiri atas kakak, adik dan keponakan mereka melakukan karantina mandiri di dalam hutan setelah warga sekitar menolak mereka, sepulang dari Kotabaru, Kalimantan Selatan, sejak 23 April 2020. 

Akhirnya, satu keluarga ini mengisolasi diri di hutan, yang jauh dari permukiman warga di di desanya di Desa Pao-pao, Kecamatan Alu, Polewali Mandar (Polman).

Lokasi karantina satu keluarga ini sekitar 2 km dari kampung mereka, yakni di Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Baca juga: Cerita Elly Ajak Keluarga Isolasi Diri di Hutan, di PHK dan Jadi ODP Saat Pulang Kampung

Kasus yang mereka alami ini menjadi viral di media sosial, seperti Facebook. 

Lokasi isolasi yang jauh di dalam hutan dengan sarana yang terbatas akhirnya menuai simpati warga.

Sejumlah warga yang peduli bersama sejumlah relawan kemudian berupaya menyalurkan bantuan sembako ke keluarga ini. 

Salah satu relawan adalah penyuluh agama di Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Abdul Razak.

Dia bercerita, untuk mencapai lokasi isolasi mandiri satu keluarga tersebut butuh perjuangan berat karena jalurnya ekstrem. 

Baca juga: Pulang dari Makassar, Pria Ini Isolasi Diri di Hutan Bakau

Terpencil, jalur ekstrem

Tokoh penyuluh agama di Polman, Abdul Razak dan tim relawan berupaya menyalurkan bantuan sembako ke keluarga yang melakukan isolasi di dalam hutan. Namun mereka harus menempuh jalur yang sangat ekstrem. Dok. Tokoh penyuluh agama di Polman, Abdul Razak dan tim relawan berupaya menyalurkan bantuan sembako ke keluarga yang melakukan isolasi di dalam hutan. Namun mereka harus menempuh jalur yang sangat ekstrem.
Motor relawan berkali-kali jatuh karena jalan setapak menuju hutan tidak layak dilalui motor dan menanjak. Bahkan terkadang Abdul Razak harus mendorong motor agar bisa naik.

Butuh waktu sekitar satu jam dari ujung kampung ke jalan menanjak itu. Bahkan harus melintasi sungai. 

Lalu setibanya di hutan, tim relawan masih harus berjalan kaki sejauh 500 meter menuju rumah gubuk yang berada di bawah bibir lembah gunung. 

“Kondisinya memperihatinkan, tempat karantinanya sangat tidak layak. Lokasinya terletak di hutan,” kata Abdul Razak kepada Kompas.com melalui telepon, Jumat (01/05/2020). 

Bantuan sembako yang diberikan kepada satu keluarga ini berupa beras, mie instan, air mineral, Al Quran, masker serta beberapa bahan pokok lainnya.

Baca juga: Merasa Dikucilkan karena Tetangga Positif Corona Meninggal, Satu Keluarga Pilih Isolasi Diri di Hutan

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com