Pranatal mengatakan, selama enam hari terakhir, tren arus lalu lintas pemudik menuju arah Jawa Timur meningkat setiap harinya.
"Jadi pergerakannya (arus lalu lintas pemudik), kalau dilihat dari data yang ada, mereka yang diputar balikkan kecenderungannya semakin ke sini semakin meningkat," ujar dia.
Karena itu, imbauan dan sosialisai kepada pengendara maupun pemudik terus digencarkan agar masyarakat mematuhi aturan untuk tidak melaksanakan mudik di masa pandemi corona saat ini.
Di samping itu, pihaknya memastikan akan terus melakukan pemantauan dan pemeriksaan ketat untuk menghalau pengendara yang nekat mudik menuju wilayah Jawa Timur.
"Sebetulnya ini dari kepatuhan masyarakat sendiri ya. Kami ini aparat hanya membimbing dan mengarahkan. Karena setiap rapat evaluasi Covid-19, tren kasusnya terus beetambah. Larangan mudik ini salah satu upaya untuk mencegah penularan virus terjadi," tutur Pranatal.
Pementah pusat telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik yang mulai berlaku berlaku sejak 24 April 2020 hingga 31 Mei 2020.
Sanksi tegas bagi mereka yang melanggar akan diberlakukan pada 7 Mei 2020 sesuai dengan UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan.
Untuk saat ini, para pemudik yang kedapatan melanggar akan diminta untuk memutar kembali kendarannya dan kembali ke daerah asal perjalanan.
Delapan titik pintu masuk Jawa Timur disekat guna mencegah gelombang arus mudik dari daerah Jabodetabek, zona merah penyebaran Covid-19, serta aglomerasi wilayah yang telah ditetapkan sebagai wilayah PSBB.
Delapan titik yang disekat tersebut, antara lain, perbatasan Tuban, Bojonegoro-Cepu, Ngawi-Mantingan-Sragen jalur biasa, Ngawi-Mantingan-Sragen jalur tol, Magetan-Larangan, Ponorogo-Wonogiri, Pacitan-Wonogiri, dan Pelabuhan Ketapang-Banyuwangi.
Check point lainnya juga dilakukan di Terminal Bus Kertonegoro, Ngawi dam Terminal Bus Kembang Putih, Tuban.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, hingga 23 April 2020 tercatat ada sebanyak 374.430 orang yang sudah mudik ke berbagai daerah di Jatim.
Mereka masuk wilayah Jatim melalui transportasi kapal laut, kereta api, kendaraan roda empat seperti bus AKAP, serta pesawat.
Baca juga: Karyawan Tetap Kerja Saat Harus Isolasi, Ternyata Positif Corona, Pabrik Sampoerna Surabaya Ditutup
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.