SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merespons pernyataan Juru Bicara Pemerintah Khusus Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto yang menyebut Kota Semarang berpotensi menjadi episentrum baru kasus Covid-19 di Indonesia.
Hal tersebut dikarenakan tingginya kasus positif di Kota Semarang.
"Prediksi tersebut bisa saja terjadi kalau masyarakat Kota Semarang tidak bisa melakukan pengendalian, tidak bisa disiplin dan tidak bisa tertib," kata Ganjar di Semarang, Kamis (30/4/2020).
Baca juga: Ganjar Tegur Bupati Klaten soal Stiker Wajah di Hand Sanitizer Bantuan
Ganjar mengaku peningkatan jumlah kasus positif di Kota Semarang memang cukup tinggi meskipun Pemkot Semarang sudah melakukan tindakan tegas dengan menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM).
"Saya mengamini apa yang ada. Mudah-mudahan masyarakat bisa mengikuti ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan Pak Wali Kota Semarang," ujarnya.
Soal keputusan Pemkot Semarang menerapkan PKM dan bukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Ganjar mengatakan sebenarnya itu pada prinsipnya soal ketertiban masyarakat.
"Kita belajar di PSBB Jabodetabek, mereka melakukan hal yang sama yakni pengetatan, tapi di pinggir-pinggir masih saja terjadi kerumunan. Maka kita perlu membangun kesadaran masing-masing agar kita bisa mengerti, memahami dan disiplin," tegasnya.
Baca juga: Ganjar Gembira 26 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Sembuh dari Covid-19
Namun, apabila kebijakan PKM yang diterapkan Kota Semarang tidak ditaati dan masyarakat tetap tidak disiplin, bukan tidak mungkin kebijakan PSBB akan diambil nantinya.
"Yuk tolong dong semua taat. Kalau sudah PSBB, semua pasti akan terasa sakitnya. Maka ayo jangan sampai kita menaikkan status menjadi PSBB dengan cara disiplin dan taat aturan," pungkasnya.
Sebagai informasi, Kota Semarang menjadi salah satu daerah di Jateng yang tertinggi kasus Covid-19.
Berdasarkan situs resmi siagacorona.semarangkota.go.id pada Kamis (30/4/2020) menyebutkan jumlah kasus positif di Kota Semarang mencapai 117 kasus, orang dalam pemantauan (ODP) 626 kasus, pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 291.
Sementara pasien yang sembuh tercatat 91 orang dan meninggal dunia 30 orang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.