Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebun Binatang di Indonesia Menghadapi Krisis

Kompas.com - 30/04/2020, 09:32 WIB
Dewantoro,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Wabah virus corona membuat kebun binatang terpaksa tutup tanpa ada kunjungan wisatawan dalam waktu yang cukup lama.

Hal ini menjadi persoalan baru, karena pengelola lembaga konservasi kesulitan memenuhi biaya perawatan hingga pakan satwa.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara Hotmauli Sianturi melaporkan permasalahan di Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

Baca juga: Mati Surinya Sejumlah Kebun Binatang di Tengah Pandemi, Ada yang Hendak Korbankan Rusa untuk Pakan Harimau

Menurut Hotmauli, Menteri LHK sudah meminta data mengenai persoalan yang dihadapi semua lembaga konservasi.

"Jadi bukan hanya Medan Zoo, memang seluruhnya kita diminta. Karena memang umumnya lembaga konservasi kan tutup, tidak ada pengunjung. Seperti apa kondisi di masing-masing provinsi, tidak hanya Medan Zoo," kata Hotmauli saat dihubungi, Selasa (28/4/2020). 

Menurut Hotmauli, dalam situasi normal pun kondisi Medan Zoo sudah memprihatinkan.

Dia sudah pernah menegur dan mengancam akan menutup lembaga konservasi tersebut dengan alasan kesejahteraan satwa.

Menurut informasi, Medan Zoo tidak mendapat bantuan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Ini (Medan Zoo) satu yang akan kita laporkan juga. Yang jelas kalau di APBN ini kan pemotongan besar-besaran, agak berat saya untuk alokasikan anggaran APBN di DIPA kami," kata Hotmauli.

Baca juga: Karena Covid-19, Kebun Binatang di Jerman Terancam Umpankan Koleksinya untuk Makanan Hewan Lain

Menurut dia, hal yang bisa dilakukan adalah dengan menggalang sumbangan-sumbangan dari berbagai pihak.

Hotmauli mengatakan, di Sumatera banyak perusahaan yang bisa diminta sumbangan untuk mengatasi itu.

"Tapi harus digerakkan oleh pemerintah. Saya bisa mendukung, tapi ini kan milik Pemda. Jadi situasinya seperti itu. Makanya celaka sekali dia tidak ada APBD Pemkot," kata Hotmauli.

Bantuan masyarakat mulai berdatangan

Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan Kota Medan Putrama Al Khairy mengatakan, pihaknya sudah menerima bantuan langsung dari masyarakat yang peduli terhadap Medan Zoo.

Bantuan itu dikirim langsung menggunakan mobil pikap. 

Bantuan itu mulai dari ubi kayu, pisang, rumput, daging ayam hingga rumput.

"Yang memberikan bantuan ini ada yang dari dari masyarakat sekitar Medan Zoo, yang bersebelahan dengan areal pekuburan Covid-19 di Simalingkar dan ada juga Ibu Hesti dari Tanjung Morawa," kata Al Khairy, Rabu (29/4/2020).

Baca juga: Wabah Corona, Kebun Binatang Medan Sepi hingga Resmi Ditutup Sebulan

Kebun binatang menghadapi krisis

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) Rahmat Shah mengatakan, satwa-satwa yang ada di dalam kebun binatang saat ini dalam masalah besar.

Menurut dia, pemerintah sudah seharusnya turun tangan untuk membantu. Misalnya dengan membebaskan pajak.

PKBSI memiliki anggota sebanyak 57 kebun binatang/taman hewan, dengan koleksi 4.912 spesies/jenis dan 98.933 ekor/individu.

"Kebun binatang saat ini dalam masalah besar, betul-betul krisis. Tidak hanya di Medan atau Indonesia, tapi di seluruh dunia," kata dia.

Menurut Rahmat, seluruh kebun binatang membutuhkan biaya Rp 60 miliar per bulan. Dari seluruh kebun binatang, ada 22.000 pekerja yang perlu mendapatkan upah.

Di sisi lain, kebun binatang sebagai lembaga konservasi harus menjalankan fungsi edukasi, konservasi, menjadi tempat rekreasi yang layak, sehat, mendidik dan terjangkau bagi berbagai kalangan.

"Dalam 1 tahun tamu kami itu lebih kurang 50 juta orang. Jadi betapa pentingnya itu," kata Rahmat.

Selain itu, lembaga konservasi juga juga berperan dalam penyelamatan satwa langka, pelepasliaran dan masih banyak kegiatan lainnya.

"Tutup pun dia, satwa harus makan, tetap harus dirawat. Keeper-nya harus membersihkan kandangnya dan tetap dihitung pekerja. Maka cost kita tidak turun, tapi income kita," kata Rahmat.

Menurut Rahmat, pendapatan kebun binatang berasal dari tiket, permainan yang ada di dalam, dan restoran.

Namun, saat kebun binatang ditutup, maka pendapatan akan berhenti.

Di sisi lain, perawatan dan lain-lain harus tetap berjalan.

"Saya mohon dukungannya. Satwa ini kan warisan anak cucu yang tak ternilai. Kebetulan Indonesia itu kan satwanya luar biasa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com