Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Satu Keluarga Positif Covid-19 Tertular Ayah | 4 Perempuan Habisi Nyawa Sopir Taksi Online

Kompas.com - 30/04/2020, 07:10 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Video penangkapan pencuri kotak amal di Masjid Karang Anyar, Pangesangan, Mataram, NTB viral di media sosial.

Dalam video itu, pencuri kotak amal diikat dengan tali oleh warga.

Sedangkan di Bandung, Jawa Barat, empat orang perempuan melakukan pembunuhan sadis terhadap seorang sopir taksi online.

Penyebabnya, mereka tak bisa membayar ongkos taksi Rp 1,7 juta.

Berikut berita populer nusantara yang dirangkum oleh Kompas.com:

Baca juga: Kasus-kasus Kebohongan Pasien Corona di Sejumlah Daerah, Dilakukan Kuli Bangunan dan Petugas Medis Terinfeksi

1. Viral video maling kotak amal masjid ditangkap dan diikat warga

tangkapan layar video viral pecuri kotak amal di sebuah masjid di Kota MataramKOMPAS.COM/IDHAM KHALID tangkapan layar video viral pecuri kotak amal di sebuah masjid di Kota Mataram
Sebuah video penangkapan pencuri kotak amal di Masjid Karang Anyar, Kelurahan Pagesangan, Mataram, NTB viral di media sosial.

Video yang diunggah akun Instagram @insidelombok itu merekam pencuri yang diikat dengan tali oleh warga.

Warga memang mewaspadainya gerak-geriknya saat masuk masjid karena uang dalam kotak amal kerap hilang.

"Karena gerak-gerik pelaku dicurigai oleh para jemaah yang ada di dalam masjid karena di TKP sering terjadi kehilangan sehingga pelaku langsung diamankan," kata Surya.

Baca juga: Viral Video Maling Kotak Amal Masjid Ditangkap dan Diikat Warga

Para pelaku pembunuh sopir taksi online yang mayatnya ditemukan di hutan pinus saat digiring petugas polisi.Foto Humas Polresta Bandung Para pelaku pembunuh sopir taksi online yang mayatnya ditemukan di hutan pinus saat digiring petugas polisi.

2. Fakta 4 wanita bunuh sopir taksi online dengan kunci inggris

Pembunuhan sopir taksi online bernama Samiyo Basuki Riyanto (61) yang mayatnya ditemukan di hutan Pinus Jalan Raya Banjaran-Pangelangan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat sudah terungkap.

Ternyata pembunuhnya adalah empat orang wanita yang menjadi penumpangnya.

Mereka adalah KAS alias Risma (19), KEZI alias Sella (20), AS alias Riska (21) dan IK (16).

Pelaku awalnya memesan taksi online dengan tujuan Pengalengan dengan harga yang disepakati Rp 1,7 juta.

Namun setelah sopir meminta bayaran di tengah jalan, para pelaku tidak bisa membayar.

"Karena tidak bisa membayar salah satu tersangka sepakat untuk menghabisi korban," ungkap Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan dalam keterangannya, Selasa (28/4/2020).

Mereka membunuh korban dengan menggunakan kunci inggris.

Fakta lain yang terungkap ialah para pelaku merupakan wanita penyuka sesama jenis.

Baca juga: Kronologi 4 Perempuan Bunuh dan Buang Jasad Sopir Taksi Online ke Jurang, Sempat Ambil Alih Mobil

3. Berkursi roda, istri Wali Kota Tanjungpinang menghadiri pemakaman suaminya

Meski tengah menjali perawatan sebagai pasien positif corona atau covid-19, istri almarhum Wali Kota Tanjungpinang Syahrul, Hj Juwariyah, terlihat menghadiri proses pemakaman suaminya yang dilakukan di Taman Makam Pahlawan Pusara Bhakti Batu 5 Tanjungpinang. Dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap dan duduk dikursi roda, Hj Juwariyah terlihat tegar menyaksikan proses pemakaman Wali Kota Tanjungpinang ini yang dilakukan tanpa upacara penghormatan selayaknya pejabat daerah.DOK Istimewa Meski tengah menjali perawatan sebagai pasien positif corona atau covid-19, istri almarhum Wali Kota Tanjungpinang Syahrul, Hj Juwariyah, terlihat menghadiri proses pemakaman suaminya yang dilakukan di Taman Makam Pahlawan Pusara Bhakti Batu 5 Tanjungpinang. Dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap dan duduk dikursi roda, Hj Juwariyah terlihat tegar menyaksikan proses pemakaman Wali Kota Tanjungpinang ini yang dilakukan tanpa upacara penghormatan selayaknya pejabat daerah.
Wali Kota Tanjungpinang Syahrul meninggal dunia, Selasa (28/4/2020).

Sebelumnya, Syahrul dinyatakan positif corona dan menjalani perawatan selama kurang lebih 17 hari.

Dalam pemakamannya, sang istri Juwariyah yang juga positif terinfeksi Covid-19 hadir.

Ia mengenakan APD lengkap dan duduk di kursi rodanya.

Syahrul dimakamkan di TMP Pusara Bhakti Batu 5 Tanjungpinang, Riau.

Proses pemakaman mengikuti protokol kesehatan pasien corona tanpa ada upacara khusus.

Baca juga: Wali Kota Tanjungpinang dan Bupati Morowali Utara, Kepala Daerah Positif Covid-19 yang Meninggal Dunia

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi

4. Satu keluarga positif corona, tertular dari sang ayah

Seorang ayah positif terinfeksi corona karena tertular dari rekan kerjanya.

Sebelum mengalami gejala, sang ayah berkumpul dengan seluruh anggota keluarganya di rumah.

"Dia tertular dari teman kerjanya yang positif, karena dia kepala keluarga, dia menularkan juga ke anggota keluarga lainnya," kata juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kota Banjarbaru Rizana Mirza.

Selain istrinya, ayah tersebut menulari anaknya yang berusia 18 bulan, saudara perempuannya serta neneknya.

Sang ayah kemudian merasakan sakit dan setelah dilakukan swab rupanya ia positif terinfeksi corona.

Baca juga: Kasus-kasus Ibu Rumah Tangga Positif Corona di Indonesia, Tak Mudah Melacak Sumber Penularannya

5. Cacing tanah bermunculan di Tabanan, Bali

Cacing dalam jumlah banyak muncul di Desa Tua, Marga, Tabanan, Rabu (29/4).Dok. I Putu Paramarta Cacing dalam jumlah banyak muncul di Desa Tua, Marga, Tabanan, Rabu (29/4).
Cacing tanah bermunculan di Tabanan, Bali, Rabu (29/4/2020).

Salah satu saksi mata I Putu Paramarta menjelaskan, kejadian berlangsung kurang lebih selama 2 jam, sejak pukul 06.00 WITA hingga 08.00 WITA.

Usai bermunculan, cacing itu dijadikan pakan ayam dan bebek.

"Sudah hilang sekitar jam 08.00 WITA. Dipatok ayam, sama saya berikan ke bebek. Besok pagi mau tak liatin lagi apa bakal muncul lagi atau tidak," katanya.

Dosen Laboratorium Biologi Tanah, Konsentrasi Tanah dan Lingkungan dari Fakulitas Pertanian Universitas Udayana Ni Luh Kartini mengatakan, keluarnya cacing pasti disebabkan kondisi tanah yang bermasalah.

Bisa lantaran penggunaan pestisida, pupuk kimia. Bisa juga karena tanah mengalami perubahan suhu yang drastis.

Terakhir, adanya kemungkinan genangan air tanah.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Idham Khalid, Hadi Maulana, Andi Muhammad Haswar| Editor : Dheri Agriesta, Candra Setia Budi, Abba Gabrilin, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com