Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Solo, Cacing Tanah Muncul dalam Jumlah Banyak di Tabanan Bali, Ini Faktanya

Kompas.com - 30/04/2020, 04:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Penjelasan ahli

Dosen Laboratorium Biologi Tanah, Konsentrasi Tanah dan Lingkungan dari Fakulitas Pertanian Universitas Udayana Ni Luh Kartini mengatakan, keluarnya cacing pasti disebabkan kondisi tanah yang bermasalah.

Kemungkinan pertama ialah adanya penggunaan pestisida, herbisida, dan pupuk kimia berlebihan secara terus menerus.

Kedua, kondisi tanah mengalami perubahan suhu secara drastis sehingga cacing tanah merasa terganggu.

Kemungkinan terakhir ialah adanya genangan air tanah.

Baca juga: Harganya Mahal, Cacing Tanah Banyak Dicari Tukang Obat dan Peternak

"Kalau cacing tanah keluar dari sarangnya yaitu tanah dan sampai menantang sinar matahari ini terjadi karena ekologi sudah tidak cocok untuk hidup cacing tanah," kata doktor di bidang cacing tanah dan pupuk hayati mikoriza tahun 1997 di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran ini, saat dihubungi, Rabu (29/4/2020).

Menurutnya, ada jenis cacing yang bisa membuat lubang sehingga bisa masuk dan keluar dari permukaan hingga kedalaman tanah.

Cacing yang tinggal di kedalaman berarti merasa nyaman.

Namun jika ada masalah di dalam tanah maka mereka akan keluar.

Baca juga: Cacing Keluar dari Tanah dalam Jumlah Banyak, BPBD: Mungkin Ada Anomali

Sebelumnya di Solo

Cacing keluar dari dalam tanah terjadi di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Sabtu (18/4/2020).Istimewa Cacing keluar dari dalam tanah terjadi di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Sabtu (18/4/2020).
Pada Sabtu (18/4/2020), kejadian serupa terjadi di Solo, Jawa Tengah, tepatnya di kawasan Pasar Gede.

Seorang pedagang bakso di Pasar Gede, Marsono mengatakan, cacing keluar dari taman pada pukul 05.30 WIB.

Cacing terus bermunculan hingga ke jalan raya sampai siang hari.

"Cacing ini muncul dari taman. Kalau cacing itu dikumpulkan ada satu ember. Jumlah cacingnya banyak," kata Marsono.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Imam Rosidin | Editor: David Oliver Purba, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com