Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6.998 Ekor Babi di Pulau Timor, NTT, Mati Diserang Virus ASF

Kompas.com - 29/04/2020, 09:38 WIB
David Oliver Purba

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Sebanyak 6.998 ekor babi milik masyarakat di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), mati diserang virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika.

“Virus ASF memang masih menyerang ternak babi milik warga terutama Pulau Timor. Kami mencatat hingga kini kasus kematian mencapai 6.998 ekor,” kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT Dani Suhadi kepada wartawan di Kupang, dikutip dari Antara, Selasa (28/4/2020).

Baca juga: Melihat Perbandingan antara Pandemi Covid-19 dan Pandemi Flu Babi

Ia menjelaskan, jumlah babi yang mati ini bertambah dari sebelumnya pada pertengahan Maret lalu sekitar 4.800-an ekor.

Menurut Dani, serangan virus ASF yang menyebabkan ribuan ekor babi mati itu terjadi di semua wilayah di Pulau Timor.

“Kasus kematian ini tidak hanya melanda ternak babi milik warga, tetapi juga di pusat pembibitan milik pemerintah,” katanya.

Kasus kematian babi ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat atau peternak karena membuat mereka kehilangan sumber pendapatan.

Baca juga: Jual Babi untuk Tiket Pulang Anak, Malah Diusir Warga karena Dianggap Bawa Virus Corona

Untuk itu, Pemprov NTT bersama DPRD NTT telah membahas upaya penanganan dampak ekonomi terkait serangan virus ASF ini.

“Kami sudah bahas bersama dewan. Jadi ada realokasi anggaran yang dilakukan dan itu diharapkan tidak keluar dari upaya penanganan keluarga peternak yang terdampak ASF,” katanya.

 

Dani menambahkan, realokasi anggaran ini juga terintegrasi dengan bantuan untuk keluarga peternak yang terdampak wabah Covid-19.

Kasus kematian babi disebabkan virus ASF juga terjadi di Sumatera Utara.

Kematian babi di provinsi ini mulai terjadi 25 September 2019 dan merebak hingga saat. Diketahui puluhan ribu babi sudah mati.

Pemerintah melakukan langkah penanganan dengan bio security, di antaranya dengan mengetatkan lalu lintas pemindahan babi dari satu tempat ke tempat lain.

Kemudian, tidak membuang bangkai babi ke sungai, hutan ataupun jalanan, dan juga menyemprotkan desinfektan serta menjaga sanitasi kandang dan ternaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com