BANJARNEGARA, KOMPAS.com - Di tengah pandemi virus corona, seorang dokter bedah di Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara, Agus Ujianto, menciptakan prototipe ventilator.
Agus berusaha menciptakan alat bantu pernapasan dengan harga relatif murah untuk membantu mengatasi minimnya ketersediaan ventilator di sejumlah fasilitas kesehatan.
"Harga ventilator di atas Rp 1 miliar, bahkan saat ini impor juga sulit. Makanya kita cari jalan keluar, bagaimana ada alat yang fungsinya sama, tapi harganya jauh lebih murah," kata Agus saat dihubungi, Rabu (29/4/2020).
Baca juga: Tim Dosen ITB Kembangkan Ventilator Portabel Teknologi Ambu-Bag
Setelah melalui serangkaian uji coba, Agus dengan dibantu seorang asistennya, M Arif Ali Hidayat, akhirnya berhasil menciptakan prototipe ventilator dengan memanfaatkan kipas angin bekas.
"Kipas angin bekas yang digunakan hanya dinamo dan alat penyetel kecepatan gerak rotasi kipas. Ini dimanfaatkan sebagai penggerak alat pompa yang nantinya membantu memompa oksigen menuju paru-paru pasien," jelas Agus.
Agus menuturkan, ide memanfaatkan kipas angin bekas tersebut terinsipirasi dari teknologi di Jepang dan India.
"Setelah kita tengok, ternyata kita bisa menggunakan kipas angin bekas yang kita modifikasi sedemikian rupa agar menyamai ritme pernapasan. Selain itu, fungsinya juga sama dengan alat yang mahal itu," ujar Agus.
Menurut Agus, ventilator merupakan peralatan canggih yang dirancang untuk membantu seseorang bernapas secara efektif.
Singkatnya, alat tersebut membantu memasukkan lebih banyak oksigen ke paru-paru dan mengeluarkan karbondioksida.
"Hal ini karena paru-paru terjalin dengan pembuluh darah, kemudian ventilator membantu terjadi proses masuknya oksigen ke aliran darah," tambah Agus.
Baca juga: Ventilator Pernapasan Pasien Covid-19 Buatan UNS Dirancang Khusus
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.