Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Sosok Wali Kota Tanjungpinang, Berjualan Kue Semasa SD, Jadi Buruh Cengkeh Saat SMP

Kompas.com - 28/04/2020, 21:29 WIB
Hadi Maulana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TANJUNGPINANG, KOMPAS.com – Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul meninggal dunia sekitar pukul 16.45 WIB, Selasa (28/4/2020) saat dalam perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Raja Ahmad Thabib (RAT) Tanjungpinang.

Syahrul dirawat karena terkonfirmasi terpapar virus corona atau Covid-19 yang saat ini sedang mewabah diseluruh dunia.

Syahrul dibawa ke RSUP RAT Tanjungpinang dengan menggunakan mobil ambulans pada, Sabtu (11/4/2020) pagi lalu. Setibanya di rumah sakit, Syahrul langsung dibawa ke ruang IGD untuk selanjutnya diisolasi.

Bahkan Ayah Syahrul, begitu panggilan akrab Syahrul sempat mendapatkan perawatan medis hampir tingga minggu di RSUP RAT Tanjungpinang hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada petang tadi.

Baca juga: Kabar Duka, Wali Kota Tanjungpinang Meninggal Dunia karena Corona

Pria dengan masa lalu yang penuh perjuangan

Pria kelahiran Tarempa 30 Agustus 1960 ini ternyata memiliki masa lalu yang penuh dengan pengorbanan, berasal dari keluarga yang sederhana dengan memilki 8 bersaudara, Ayah Syahrul ternyata merupakan pria pekerja keras.

Meski sempat putus sekolah, namun hal itu tidak memutuskan semangatnya untuk meraih mimpinya untuk menjadi orang yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Sejak dari kecil, Syahrul ternyata sudah banting tulang untuk membantu perekonomian keluarganya, tepatnya saat masih duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar (SD), Syahrul sudah berjajak keliling kampung untuk menjual kue dan es.

Hal ini dilakukan Ayah Syahrul selepas pulang sekolah, karena saat itu orangtua laki-laki Ayah Syahrul sudah sakit-sakitan, sedangkan ibunya tidak bekerja.

Baca juga: Plt Gubernur Kepri Menangis Dengar Kabar Wali Kota Tanjungpinang Berpulang

Tak lulus SMEP, jadi buruh cengkeh

Setelah lulus SD 56 /V Tarempa tahun 1975, Syahrul kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Tarempa.

Tapi di SMEP Tarempa itu dia tidak bisa menyelesaikannya, dikarenakan ayahnya meninggal dunia sehingga ia kemudian memutuskan membantu ekonomi keluarga dengan bekerja sebagai buruh di perkebunan cengkeh.

Bahkan semasa bekerja sebagai buruh cengkeh, pekerja lainnya juga diambil Ayah Syahrul demi untuk mendapatkan uang banyak untuk menutupi perekonomian keluarganya.

Tapi itu tidak berlangsung lama, saat SMEP dihapuskan dan dilebur menjadi SMP, Syahrul kembali bangkit melanjutkan sekolah di SMP negeri Tarempa dan lulus tahun 1980.

Baca juga: Positif Corona, Wali Kota Tanjungpinang Butuh 20 Kantong Darah

 

Merantau ke Tanjungpinang

Tamat dari SMP Tarempa ia mencoba mengadu nasib di Tanjungpinang dan melanjutkan pendidikan di SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Tanjungpinang.

Di sini ia benar-benar mandiri, sambil menuntut ilmu, Syahrul menyempatkan diri mengajar mengaji dari rumah ke rumah hanya untuk membiayai kebutuhan hidupnya selama merantau di Tanjungpinang.

Pada tahun 1980 Syahrul mulai membentuk remaja masjid di Tanjungpinang dan masih berkembang hingga sekarang. Ia juga aktivis KNPI dan AMPI serta Karang Taruna.

Pada tahun 1983 Syahrul lulus dari SPG dan langsung diangkat menjadi guru. Ia mengajar di SD 71 Kecamatan Bintan Selatan.

Kemudian pada tahun 2008 ia menyelesaikan SI, lulus dari Universitas Terbuka sebagai Sarjana Pendidikan.

Baca juga: Istri Wali Kota Tanjungpinang dan Dokter Pribadinya Positif Corona

Istri dan cucu ikut terpapar corona

Di tengah kesibukannya sebagai pendidik, ia masih menyempatkan diri untuk bergabung dengan MUI, NU, LPTQ hingga menjadi ketua PGRI, akhirnya mengantarkan ia menjabat sebagai Wakil Wali kota Tanjungpinang periode 2013-2018 mendampingi Lis Darmansyah.

21 September 2018 Syahrul resmi menjabat sebagai Wali Kota Tanjungpinang. Ia dilantik bersama wakilnya Hj Rahma Sip.

Namun takdir berkata lain. Syahrul menghadap Sang Khalik pada Senin 28 April 2020 sekitar pukul 16.45 WIB setelah dinyatakan terpapar  covid-19.

Ayah Syahrul meninggalkan seorang istri yang bermana Jauriyah dan tiga orang anak (seorang putera dan dua orang putri), bahkan saat ini istri dan cucunya juga terkonfirmasi terpapar covid-19 yang saat ini masih menjalani proses isolasi di RSUP RAT Tanjungpinang.

 

Masih menggunakan ventilator 

Sebelumnya kabar duka ini didapat dari tim medis yang merawat orang nomor satu Tanjungpinang ini pada Selasa, pukul 16.45 WIB oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana. Dari sana kabar tersebut berkembang dengan cepat.

Syahrul dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Ahmad Tabib (RAT) Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), dengan menggunakan mobil ambulans pada hari Sabtu (11/4/2020) pagi lalu.

Setibanya di rumah sakit, Syahrul segera dibawa ke ruang IGD untuk selanjutnya diisolasi. Setelah itu kondisinya dikabarkan kadang stabil kadang kritis.

Pada tanggal 13 April 2020, sempat tersebar kabar bahwa Syahrul, positif terjangkit virus corona. Kondisinya dilaporkan kritis dan dibantu dengan ventilator hingga tidak sadarkan diri.

Tjejep mengaku sebelumnya kondisi Wali Kota Tanjungpinang sempat membaik. Meski  mengenakan ventilator sebagai alat bantu pernapasan, namun ginjal dan jantung mulai berfungsi normal.

Namun Selasa petang tadi Syahrul dikabarkan meninggal dunia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com