Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontak dengan Pasien Reaktif Hasil Rapid Test, Tenaga Medis di Samarinda Diliburkan

Kompas.com - 28/04/2020, 17:29 WIB
Zakarias Demon Daton,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Plt Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) David Masjhoer menyebut lebih dari puluhan tenaga medis terpaksa diistirahatkan.

Para tenaga medis tersebut kontak erat dengan pasien yang hasil rapid test reaktif.

“Kami sudah beberapa kali kecolongan tangani pasien biasa ternyata hasil rapid tes reaktif,” ungkap David kepada wartawan melalui Zoom Cloud Mettings, Selasa (28/4/2020).

Sebagai contoh, kata David, beberapa hari lalu ada pasien biasa dari Kota Bontang masuk ke RSUD AWS di Samarinda untuk operasi.

“Setelah di operasi baru didapat info yang bersangkutan rapid tes reaktif. Saat pasien itu datang ke RSUD kita enggak pernah berpikir bahwa pasien tersebut ternyata Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19,” terangnya.

Baca juga: Di Tengah Corona, Ribuan Warga Berdesakan Antre Sembako di Rumah Gubernur Kaltim

Akibatnya, para dokter maupun perawat yang sebelumnya berkontak erat dengan pasien tersebut harus diistirahatkan dan tidak diperbolehkan kerja sampai menunggu hasil rapid tesnya.

“Kalau (tim medis) hasilnya non reaktif, mereka kerja lagi. Tapi itu perlu waktu seminggu. Lantas, selama seminggu itu siapa yang kerja. Kita khawatir justru pasien non Covid-19 yang jadi korban,” tutur David

Jika kondisi tersebut terus berlanjut, maka dirinya memastikan rumah sakit daerah terbesar di Kalimantan Timur itu bisa lumpuh.

“Ada banyak pasien lain, gagal ginjal, hepatitis, pasien mau melahirkan, semua terbengkalai jika semakin banyak petugas medis istirahat sementara karena Covid-19,” sambung dia.

Dia berharap masyarakat bisa tak menjauhi dan mengucilkan pasien corona.

Hal tersebut bisa menjadi pemicu pasien tidak jujur melaporkan kondisi kesehatannya.

“Begitu juga dengan masyarakat yang merasa terpapar silahkan melapor diri. Jujur. Jangan khawatir atau takut. Kami pikir hal-hal seperti itu yang buat banyak pasien bohong, tidak terbuka,” ujarnya.

Baca juga: Gubernur Kaltim Kurangi Jam Operasi Bandara Sepinggan Balikpapan

Jika tak ada kejujuran dari pasien maka akan memicu penyebaran yang lebih masif, mengingat pihak RSUD tak bisa mengambil langkah antisipasi kebohongan.

“Kecuali pakai alat pendeteksi kebohongan,” tutup David.

Hingga saat ini sudah RSUD AWS sudah melakukan rapid test terhadap puluhan tenaga medis.

Terlebih, mereka yang diketahui kontak erat dengan pasien corona maupun pasien biasa yang hasil rapid tes reaktif.

“Jumlahnya (tim medis) banyak. Hasilnya konsumsi kami saja. Jadi saya tidak akan paparkan di sini,” tutup David.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com