CIANJUR, KOMPAS.com – Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akan memberikan bantuan dan pendampingan psikologis terhadap siswa korban sodomi.
Ketua Harian P2TP2A Cianjur Lidya Indayani Umar mengatakan, kasus ini perlu penanganan secara serius, karena menyangkut keberlangsungan psikologis anak yang jadi korban.
“Berdasarkan pengalaman-pengalaman dari kasus serupa yang pernah kami tangani, terjadi perubahan yang sangat mencolok pada psikologis anak (korban) pasca kejadian,” kata Lidya kepada Kompas.com, Selasa (28/4/2020).
Baca juga: Guru MTs Ketahuan Puluhan Kali Sodomi Siswanya
Menurut Lidya, sifat dan perilaku anak biasanya berubah menjadi pemarah, bahasanya menjadi kasar dan emosi yang tidak terkendali.
Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan para pihak terkait, agar bisa segera memberikan pendampingan terhadap korban.
“Korban harus segera dikonseling secara berkelanjutan dan total, agar apa yang dialaminya tidak dilakukan kepada orang lain di kemudian hari,” kata dia.
Baca juga: Viral Video Gadis Pingsan Diduga Corona, Ternyata Diputus Pacar
Lidya merasa geram dan prihatin kasus pencabulan kembali terjadi. Apalagi melibatkan seorang guru yang sejatinya menjadi pengayom dan pendidik.
“Bukan malah sebaliknya, melakukan perbuatan jahat seperti ini kepada muridnya," ucap Lidya.
Baca juga: Pengalaman Kuliah Online, yang Bikin Lucu hingga Cerita di Balik Layar
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.