Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Kuliah Online, yang Bikin Lucu hingga Cerita di Balik Layar

Kompas.com - 28/04/2020, 10:38 WIB
Reni Susanti,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com – Sejak diberlakukan sistem belajar di rumah untuk memutus rantai penyebaran virus corona, pelajar, mahasiswa, maupun dosen dan guru mengalami pengalaman baru.

Apabila biasanya mereka mengajar dengan bertatap muka, kini mereka harus memanfaatkan teknologi yang ada.

Mulai dari aplikasi Zoom, Google Meet, YouTube, WhatsApp dan aplikasi lainnya.

Meski bisa lebih fleksibel, sistem belajar dengan cara ini dinilai memiliki beberapa kendala.

“Merasa kurang efektif saja, karena kelas online ini memerlukan jaringan internet yang bagus,” ujar salah satu mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung, Revy Lestari, saat dihubungi Kompas.com, sekitar April 2020.

Baca juga: Suka Duka Kuliah Online, Sinyal Timbul Tenggelam hingga Menumpang di Kantor Desa

Misalnya menurut Revy, saat kelas dilakukan melalui Zoom, materi yang disampaikan tidak maksimal karena terjadi delay akibat sinyal yang tidak baik.

Akibatnya, meski materinya tersampaikan, kadang penerimaannya kurang maksimal menyerap pelajaran.

Masalah lainnya yang cukup penting dalam belajar online adalah kuota internet.

“Kita juga harus awet-awet kuota, apalagi kalau yang di rumahnya tidak ada wifi,” ucap Revy.

Revy mengatakan, tidak semua dosen bersedia mengajar jarak jauh.

Jadi, saat ini dosen yang aktif hanya beberapa saja, sehingga mata kuliah dalam satu semester tidak tersampaikan semua.

Baca juga: Kampus Ini Beri Diskon 50 Persen hingga Gratiskan Biaya Kuliah

Hal-hal menarik saat kuliah online

Di tengah kendala belajar online, ia juga merasakan hal-hal menarik.

Kejadian lucu juga sering terjadi saat konferensi digelar di layar monitor ponsel atau komputer.

Misalnya, sistem kuliah online membuat kegiatan belajar bisa dilakukan dengan lebih santai.

Bahkan, sampai-sampai ada yang bersikap terlalu santai saat mendengarkan materi dari dosen.

“Teman saya ada yang kuliah sambil rebahan terus ketahuan dosennya. Lucu saja,” kata Revy.

Hal unik lainnya saat belajar online adalah saat dosen mengajukan pertanyaan kepadanya berulang kali.

Revy telat menjawab karena pertanyaan dosen tidak jelas akibat sinyal yang buruk.

Mahasiswa lainnya, Ferdia Y menceritakan hal yang sama.

Menurut Ferdia, kuliah online bisa sambil makan, tiduran, dan melakukan hal-hal lainnya.

Meski demikian, kuota yang tergerus, tugas yang menumpuk, hingga penjelasan dosen yang terbatas bisa menjadi kendala.

“Duka lainnya tentu saja, kangen becanda sama anak-anak (teman-teman). Biasanya beres kuliah bisa nongkrong, sekarang enggak bisa,” kata dia.

Cerita dosen di balik layar

Pengajar pun memiliki ceritanya sendiri di masa kuliah online. Rio Kurniawan, dosen salah satu mahasiswa swasta di Bekasi mengaku sering keteteran mengatur jadwal.

Hal itu terjadi karena pembuatan konten video memerlukan persiapan.

Misalnya, dulu materi berbentuk ppt, e-book, jurnal, dan fil. Namun, sekarang dilengkapi dengan video.

“Hambatannya, kuotanya bikin kanker (kantong kering),” ungkap dia.

Meski demikian, ia merasa senang karena punya mahasiswa di lokasi yang berbeda-beda.

Mahasiswanya kadang mengajak ngopi meski tahu lokasinya berjauhan.

Hal serupa disampaikan Rania Astuti. Dosen yang berdomisili di Bandung ini merasakan repotnya mengajar online.

Selain kebutuhan data yang besar, ia harus memutar otak dalam penyiapan materi. Sebab mata kuliah yang ia bawakan, 70 persennya adalah praktik.

“Dulu kan tinggal mengajak mahasiswa menganalisis suatu kasus dengan beberapa permainan di kelas. Di permainan itu, mahasiswa berdiskusi mencari solusinya. Kemudian dibahas bersama,” tutur Rania.

Sekarang, dia harus mencari formula baru agar mahasiswa paham dengan berbagai contoh kasus.

Begitupun dalam ujian akhir semester. Biasanya, ia tinggal melepaskan mahasiswa di tengah masyarakat.

Sekarang ia harus memberikan tugas yang bisa dikerjakan dari rumah.

“Saya juga harus memastikan mahasiswa tetap di rumah, menjaga kesehatan fisik maupun psikisnya. Karena satu mahasiswa saya PDP,” kata Rania.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com