BANDUNG, KOMPAS.com – Sejak diberlakukan sistem belajar di rumah untuk memutus rantai penyebaran virus corona, pelajar, mahasiswa, maupun dosen dan guru mengalami pengalaman baru.
Apabila biasanya mereka mengajar dengan bertatap muka, kini mereka harus memanfaatkan teknologi yang ada.
Mulai dari aplikasi Zoom, Google Meet, YouTube, WhatsApp dan aplikasi lainnya.
Meski bisa lebih fleksibel, sistem belajar dengan cara ini dinilai memiliki beberapa kendala.
“Merasa kurang efektif saja, karena kelas online ini memerlukan jaringan internet yang bagus,” ujar salah satu mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung, Revy Lestari, saat dihubungi Kompas.com, sekitar April 2020.
Baca juga: Suka Duka Kuliah Online, Sinyal Timbul Tenggelam hingga Menumpang di Kantor Desa
Misalnya menurut Revy, saat kelas dilakukan melalui Zoom, materi yang disampaikan tidak maksimal karena terjadi delay akibat sinyal yang tidak baik.
Akibatnya, meski materinya tersampaikan, kadang penerimaannya kurang maksimal menyerap pelajaran.
Masalah lainnya yang cukup penting dalam belajar online adalah kuota internet.
“Kita juga harus awet-awet kuota, apalagi kalau yang di rumahnya tidak ada wifi,” ucap Revy.
Revy mengatakan, tidak semua dosen bersedia mengajar jarak jauh.
Jadi, saat ini dosen yang aktif hanya beberapa saja, sehingga mata kuliah dalam satu semester tidak tersampaikan semua.
Baca juga: Kampus Ini Beri Diskon 50 Persen hingga Gratiskan Biaya Kuliah