Dia mengeluh pusing seperti habis pingsan. Setelah diobati tim medis, pasien tersebut pulang.
Saat itu, diduga tak melapor riwayat perjalananya.
“Cuma saya belum terima informasi jelas ya. Apakah pasien ini tidak melapor atau tidak jujur atau bagaimana saya belum tahu,” terang Andi.
Keesokan harinya, 27 April 2020 pasien tersebut datang lagi tapi ke posko Covid-19 RSUD Harapan Insan Sendawar.
“Diterima dokter di posko. Sampai tengah malam pasien masih RSUD. Kondisi memburuk. Sempat diberi pertolongan resusitasi jantung paru (CPR). Namun sekitar pukul 01.00 Wita napas terhenti dan meninggal,” jelas Andi.
Petugas medis langsung menerapkan penanganan pasien Covid-19 sampai pada penguburannya.
“Tim medis sudah ambil sampel untuk uji swab dan sudah dikirim. Sampai meninggal pasien tidak di rapid tes,” kata Andi.
Total ada enam medis dan satu sopir yang diketahui berkontak erat dengan pasien tersebut saat berobat di IDG. Mereka langsung menjalani karantina.
Sebagai langkah antisipasi ruang IDG untuk sementara ditutup dan dialihkan ke ruang Poli.
Sembari itu, petugas BPBD Kutai Barat mensterilkan kembali ruang tersebut dengan penyemprotan disinfektan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.