Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDP Dites Swab 2 Kali dan Hasilnya Berbeda, Bupati Tapanuli Utara Bingung

Kompas.com - 27/04/2020, 10:43 WIB
Oryza Pasaribu,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TAPANULI UTARA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, merasa bingung.

Pasalnya, hasil uji swab salah satu pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah dua kali dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda.

"Kami jadi bingung, ini jadinya data mana yang mau dipakai? Kami minta agar Litbangkes Jakarta dan RS USU Medan menyinkronkan datanya," ujar Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan lewat pesan singkat kepada kompas.com, Senin (27/4/2020).

Baca juga: Antisipasi Dampak Corona, 4.513 Warga Tapanuli Utara Pakai Gratis Air PDAM 3 Bulan

Nikson menjelaskan, ada satu warganya berinisial TS, perempuan berusia 60 tahun berstatus PDP Covid-19 dan saat ini mendapat perawatan di RS Pirngadi Medan.

Pada 15 April 2020, kata Nikson, pihak medis sudah mengambil sampel swab pasien dan dikirim petugas Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara ke Balitbangkes di Jakarta untuk diuji.

Kemudian, pada Minggu (26/4/2020), Pemkab Tapanuli Utara baru menerima surat pemberitahuan hasil uji swab tersebut dan dinyatakan positif.

Kemudian, kata Nikson, pengambilan sampel swab kedua juga dilakukan pada 18 April 2020.

Saat itu, RS Universitas Sumatera Utara (USU) sudah memiliki fasilitas untuk melakukan pemeriksaan swab tanpa harus dikirim ke jakarta.

Lalu pada 21 April 2020, Pemkab Tapanuli Utara menerima surat yang menjelaskan hasil uji lab sampel swab pasien adalah negatif.

"Jadi ada dua hasil uji tes swab berbeda yang kami terima. Dan ini justru membuat kebingungan, hasil yang mana akan kami terapkan?"ujar Nikson.

Bupati Tapanuli Utara ini meminta kepada pihak RS Pirngadi Medan untuk kembali mengambil sampel swab yang ketiga dan diperiksa di RS USU. Gunanya, kata Nikson, agar bisa memastikan hasil yang sebenarnya.

"Sampai saat ini PDP masih dirawat di RS Pirngadi Medan, dan kami meminta agar kembali dilakukan pengambilan sampel swab. Biar ada kejelasan dan kepastian apakah pasien memang benar positif atau negatif," ucap Bupati.

Sementara itu, Direktur RSUD Tarutung dokter Janri Nababan mengatakan, perbedaan hasil uji sampel swab tersebut diduga karena waktu pemeriksaan yang lama (sampel pertama), saat dilakukan di Balitbangkes di Jakarta.

Saat dilakukan pemeriksaan sampel swab kali kedua di RS USU, kondisi pasien sudah mengalami perbaikan.

"Bisa jadi, ada perbaikan kondisi pasien setelah dilakukan pengambilan sampel kedua. Namun, kita tetap meminta agar dilakukan tes swab ketiga untuk memastikannya," kata Janri.

Baca juga: Kerangka Patung Yesus Dirobohkan, Proyek Gagal karena Korupsi, Bupati Tapanuli Utara Minta Maaf

Janri menjelaskan, pihaknya juga sudah mengambil sampel swab kedua terhadap satu PDP, seorang petugas puskesmas yang sempat merawat TS dan saat ini diisolasi di RSUD Tarutung.

"Juga akan kami lakukan rapid test ulang (kedua) kepada 62 orang yang terdiri dari petugas puskesmas, petugas RSUD Tarutung, dan keluarga pasien yang merupakan hasil tracing dengan PDP," ujar Janri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com